Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Petani Jakarta Menyambung Hidup di Lahan Tidur
19 Juli 2018 16:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Tak berdaya membendung lahan pertanian komoditas padi yang terus tergerus, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara mendorong pemanfaatan lahan tidur untuk digunakan sebagai budi daya tanaman sayuran dan bercocok tanam.
ADVERTISEMENT
Adapun langkah tersebut diambil agar citra Jakarta Utara memiliki lahan terluas untuk pertanian tetap terjaga. Saat ini, lahan yang digunakan untuk budi daya tanaman sayuran maupun kegiatan bercocok tanam sawah di Jakarta Utara telah mencapai 5 hektare.
“Kalau (lahan) sayuran sudah ada 5 hektare yang terdata,” ujar Kepala Sudin Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Utara, Rita Nirmala kepada kumparan, Selasa (17/7).
Dia menjelaskan, lahan tidur yang didorong untuk ditanami bibit sayuran tak harus lahan yang luas, melainkan pekarangan rumah hingga lahan kosong di sekolah atau fasilitas umum lainnya juga bisa dimanfaatkan.
“Tanaman yang ditanam bisa sawi, terong, bayam, kangkung. Berbeda dengan sawah ya yang membutuhkan lahan luas,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Rita pun membeberkan, langkah Pemkot Jakarta Utara untuk menarik minat masyarakat memanfaatkan lahan tidur ialah dengan memberi bibit gratis. Selain itu, pihaknya juga memberikan edukasi mengenai cara bercocok tanam.
“Edukasinya untuk memotivasi masyarakat kita, banyak peminatnya. Rata-rata setelah tahu caranya, orang-orang senang,” katanya.
Dia menambahkan, sebenarnya luasan lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman sayuran bisa lebih dari 5 hektar. Menengok dalam metode pertanian tersebut, terdapat budidaya tanaman sayuran melalui pot.
“Misalnya kacang hijau, itu kan kita budidayakan dengan menggunakan pot, itu kan enggak permanen. Kalau menginformasikan lahan yang akurat agak susah,” ucap Rita.