Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Target pemerintah terkait percepatan produksi industri kelapa sawit dinilai belum maksimal. Salah satunya mengenai keterlibatan petani rakyat dalam rantai pasok distribusi ke pasar.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, mengatakan salah satu minimnya keterlibatan petani rakyat yakni dalam program biodiesel 30 persen atau B30.
"Program B30 rata-rata dari petani kebun perusahaan sawit yang besar-besar," katanya melalui diskusi virtual, Kamis (30/4).
Sebelumnya, Presiden Jokowi ingin produksi industri sawit di Indonesia meningkat. Diterbitkan Inpres Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit.
Menurut Mansuetus, implementasi Inpres tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan dalam sisi produksi setelah sekitar satu tahun berjalan.
Dia mencontohkan, misalnya di salah satu daerah yang produksi sawit sejak awal 2019 sekitar 830 kilogram per hektar. Sampai sekarang, jumlahnya masih tetap sama.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada kemajuan produktivitas setelah inpres (dijalankan)," tuturnya.
Meski demikian, Mansuetus mendukung secara umum regulasi dalam inpres tersebut. Menurut dia salah satu keuntungan dari instruksi presiden tersebut yaitu para petani rakyat dapat memiliki sertifikat ISPO/RSPO.
"Membantu petani (mendapatkan) RSPO atau sustainability. Kalau petani mau akses pasar internasional," katanya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.