Petani Sindir Jokowi soal Rencana Impor Gula 991.000 Ton di 2023

24 Desember 2022 20:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persediaan gula. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persediaan gula. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) kritik pedas Presiden Jokowi lantaran Indonesia masih mengimpor bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana impor gula kristal putih 991 ribu ton tahun depan. Selain gula kristal putih, pemerintah juga akan impor gula rafinasi 3,6 juta ton. Sementara tahun ini, kuota impor gula konsumsi mencapai 500 ribu ton dengan realisasi 300 ribu ton.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikun mencatat, pada era penjajahan dulu Indonesia mampu produksi gula hingga 15 ton per satu hektar lahan. Saat ini angka itu menyusut tinggal 5 juta ton per satu hektar lahan. Akhirnya, Indonesia tak bisa lepas dari impor gula.
"Mestinya kalau kita khawatir cadangan pangan kita habis, seluruh produksi pangan digenjot, jangan hanya di spanduk saja 'bersama Pak Jokowi mari kita genjot pangan'. Enggak ada, yang digenjot malah impor," kata Soemitro kepada kumparan, Sabtu (24/12).
ADVERTISEMENT
BPS mencatat, kenaikan impor non migas terbesar pada periode November 2022 adalah komoditas gula, yang melonjak 66,15 persen secara bulanan, atau melonjak USD 106,8.
Ilustrasi petani gula. Foto: Shutter Stock

Bandingkan Era SBY dengan Jokowi

Soemitro mengaku dirinya pernah menjadi petani kedelai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika itu, produktivitas kedelai nasional mencapai 1,4-1,5 juta ton, bahkan pernah menyentuh 1,7 juta ton.
Dengan kebutuhan nasional mencapai 2,2 juta ton, kala itu Indonesia cuma butuh impor kedelai 500 ribu ton saja. Saat ini, 86,4 persen kebutuhan kedelai nasional dipenuhi dari kedelai impor.
Dia mencatat, saat ini produktivitas kedelai nasional maksimum hanya 700 ribu ton, bahkan pernah hanya 450 ribu ton.
"Ini apa yang kita banggakan dari era yang sekarang ini kalau produksi pangannya, katanya prioritas, disubsidi, tapi kedelai saja tidak tambah nambah (produksinya) tapi merosot," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Termasuk gula, dia mencatat pada era SBY produktivitas gula nasional mencapai 2,7 juta ton, dan angka itu membuat Indonesia swasembada gula konsumsi. Dia menambahkan, kritiknya terhadap Jokowi itu bukan soal dukungan pribadinya pada SBY, dibanding Jokowi.
"Saya bukannya dukung SBY, semua presiden kita dukunglah, siapa berani lawan presiden orang kita rakyat biasa," pungkasnya.