Petani Tebu ke Jokowi: Jangan Menaikkan Harga Gula karena Politik

7 Februari 2019 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petani tebu Foto: Sarangib/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani tebu Foto: Sarangib/Pixabay
ADVERTISEMENT
Petani tebu sedang menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait janji menaikkan harga gula di tingkat petani menjadi Rp 10.500 per kg. Sebelumnya, Jokowi menjanjikan untuk mempertimbangkan kenaikan itu kepada para petani tebu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2). "Harga Rp 10.500 per kg tolong diberi waktu seminggu. Saya akan undang Pak Mitro (Perwakilan Petani Tebu) juga dan dari DPD APTRI (Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia) berbicara mengenai ini," kata dia. Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen pun mengingatkan Jokowi agar tak terjebak dengan keputusan populis. Ia berharap, kenaikan harga gula memang mendesak dilihat demi kesejahteraan para petani. "Jangan ini dikaitkan dengan keputusan politik, wah gula naik, berarti presiden gini. Masa untuk memberikan kesejahteraan petani tebu, sekarang eceran gula kita itu cuma Rp 9.800," katanya ketika dihubungi kumparan, Kamis (7/2).
Petani memanen tebu di Sidoarjo Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
ADVERTISEMENT
Soemitro melanjutkan, harga Rp 10.500 yang diminta pihaknya itu tidak berlebihan dan hanya sanggup menutupi harga produksi petani. Ia menyebut, saat ini harga di kalangan petani untuk gula tebu yaitu acuan terendah dan tertingginya sebesar Rp 9.700-Rp 10.500 per kilogram. "Saya bilang, saya terima kasih dikasih Rp 9.700 walaupun, itu di bawah biaya pokok produksi kita. Biaya (produksi) kita Rp 10.500," ungkapnya. Di tengah kondisi itu, kata dia, keuntungan selama ini lebih banyak dinikmati oleh pengecer atau ritel-ritel yang tak terjadi serupa di kalangan petani. "Sekarang yang menikmati keuntungan itu, justru Indomaret-Indomaret (minimarket) menikmati keuntungan, jadi enak mereka belinya murah, jualnya mahal sampai Rp 12.000-an. Wong HET nya Rp 12.500 per kg, mau jual Rp 12.000 per kg juga masih untung banyak. Dan orang-orang juga suka beli di minimarket. Tapi kalau di toko kelontong di tempat saya Rp 9.800 per kg," pungkasnya.
ADVERTISEMENT