Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) meminta pemerintah untuk melakukan berbagai macam cara untuk melindungi peternak lokal dari gempuran impor daging ayam Brasil. Hal ini menyusul kekalahan Indonesia atas gugatan impor daging ayam dan turunan oleh Brasil di WTO.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya sampaikan ke pemerintah, ya saya tahu lah itu peraturan WTO sejak zamannya Almarhum Pak Harto (Presiden ke-2 RI). Namun, bagaimana pun juga pemerintah harus melindungi rakyatnya," kata Ketua Umum GPPU Achmad Dawami saat ditemui di sela-sela rapat mengenai review perhitungan alokasi impor Grand Parent Stock (GPS) ayam ras tahun 2019, di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (26/8).
Achmad bilang, para peternak belum siap bersaing dengan daging ayam dari Brasil. Bagi mereka, Brasil sudah mampu memproduksi daging ayam dengan sangat efisien sehingga harga yang ditawarkan jadi jauh lebih ekonomis.
"Kita ini belum waktunya dipertandingkan dengan Brasil, karena Brasil tuh udah semuanya milik sendiri, efisien sekali dia sehingga murah. Kedua, per-kandang peternak itu sudah close house semua sehingga efisien sekali. Makanan ternak murah, efisiensi tinggi, akhirnya harganya murah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Skema yang dilakukan Brasil harusnya bisa juga diterapkan oleh pemerintah. Achmad mendorong pemerintah dapat memberikan pakan dengan harga yang murah sehingga produk hilir yang dihasilkan juga menjadi murah.
"Misalnya ketersediaan jagung yang kontinu yang kualitas bagus dan murah," sebutnya.