Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Peternak Minta Pemerintah Impor Jagung untuk Tekan Harga Pakan Ternak
23 Juni 2021 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
ADVERTISEMENT
Asosiasi Peternak Layer Nasional menilai penerbitan impor gandum 300 ribu ton tak efektif menekan harga jagung dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari penerbitan impor gandum ini sebagai substitusi bahan baku pakan yaitu jagung. Sebab saat ini harga jagung sebagai bahan baku pakan kian melejit hingga Rp 6.500 per kilogram (kg).
Ketua Umum Ki Musbar Mesdi mengusulkan supaya pemerintah melakukan impor jagung saja sebanyak 1 juta ton. Sebab, 300 ribu ton gandum hanya mampu digunakan dalam waktu 10 hari oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT).
“Bagaimana kami usulkan untuk fokus buka Rekim Jagung bagi GPMT 1 juta ton. Bukan gandum 300.000 ton karena kaga ada gunanya,” katanya kepada kumparan, Rabu (23/6).
Selain itu, pemakaian gandum sebanyak 300 ribu ton hanya akan terserap 15-18 persen dari seluruh kebutuhan pakan. Artinya, impor gandum tak akan mengurangi biaya pakan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
“Cuma hanya menguntungkan Indofood group, pemegang merk,” lanjut Ki Musbar.
Ia juga menilai, usulan impor jagung sebanyak 1 juta ton ini akan menekan harga jagung dalam negeri di bawah Rp 5.000 per kilogram (kg). Untuk keberlangsungan peternak, harga jagung normalnya berada di kisaran Rp 4.500-Rp 5.000 per kg.
“Kalau Jagung dibukakan 1 juta ton. Ada harapan harga dasar pakan terkendali. Sederhanakan fokusnya. Jangan mbladrah ke mana-mana kaga guna. Harga jagung DN (Dalam Negeri) bisa di bawah Rp 5.000 per kg,” ungkapnya.
Sebelumnya, penerbitan impor gandum 300 ribu ton ini dibenarkan oleh sumber kumparan di Kemendag. Menurutnya, penerbitan impor gandum 300 ribu ton ini merupakan upaya Kemendag untuk intervensi harga jagung di pasaran yang tinggi.
ADVERTISEMENT
“Menyikapi hal ini, pemerintah telah menerbitkan impor gandum sebanyak 300 ribu ton untuk memberikan alternatif supply pakan kepada peternak dan telah masuk bertahap,” katanya sumber tersebut.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana menyebut belum dapat memastikan soal izin impor gandum tersebut.
“Saya baru Plt, Saya harus telusuri dulu kalau ada impor gandum enggak pakai izin karena enggak diatur,” katanya.