Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Peternak Sapi Ngeluh Ada Wacana Impor 50 Ribu saat Harga Daging Murah
15 Juli 2023 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia sedang menjajaki rencana impor 50.000 ekor sapi dari Afrika Selatan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan hal itu sebagai upaya stabilitas harga daging sapi dalam negeri yang terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun hal itu ditepis oleh Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Subendro. Ia mengatakan, dalam 6 tahun terakhir saja, harga jual daging sapi di Indonesia hanya naik 9 persen, baginya angka itu kecil.
"Kalau dalihnya stabilisasi harga ini alasan yang kurang tepat, harga jual daging sejak tahun 2016 sampai 2022, selama 6 tahun, hanya naik sekitar 8-9 persen, jauh di bawah nilai inflasi. Tentu sangat berat dirasakan oleh peternak," kata Nanang kepada kumparan, Sabtu (15/7).
Dari website resmi Badan Pangan Nasional, saat ini harga daging sapi di tingkat pedagang rata-rata nasional mencapai Rp 134.650 per kg. Harga tersebut menurutnya kurang menguntungkan bagi peternak sapi.
"Sangat rendah (harga sekarang). Harga daging ideal mestinya Rp 140.000 per kg. Harga sapi hidupnya Rp 55.000 sampai Rp 60.000 per kg," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rencana impor 50.000 ekor sapi dari Afrika ini justru malah dilakukan ketika para peternak sapi mengalami kesulitan, mulai dari COVID-19 sampai virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat melanda Indonesia.
"Saat ini kondisi peternak sedang sangat terpuruk akibat Covid-19, lanjut PMK dan saat ini LSD (penyakit kulit berbenjol)," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan rencana impor sapi yang dilakukan pemerintah ini sebagai upaya stabilisasi harga daging sapi di dalam negeri. Selama ini Indonesia terlalu bergantung sapi impor dari Australia yang kini harganya mulai naik.
"Karena kan kita biar tidak tergantung dengan Australia karena Australia (harga sapi) naik terus sehingga mempengaruhi harga dalam negeri," kata dia.