Peternak Tanggapi Isu Susu Lokal Bercampur Air hingga Minyak Goreng

12 November 2024 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024).  Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) mengaku pernah menemukan beberapa susu yang dicampur dengan air hingga minyak goreng. Menanggapi hal tersebut, peternak lokal sekaligus pengepul susu sapi asal Pasuruan, Jawa Timur, Bayu Aji Handayanto, mengatakan bahwa dirinya dan pengepul susu lainnya telah melakukan standardisasi sebelum susu hasil panennya dikirim ke Industri Pengolahan Susu (IPS).
ADVERTISEMENT
"Ketika ada kadar air melebihi ambang batas itu kita juga melakukan penolakan dan pembinaan. Ibarat kata sebelum kita ditolak pabrik, kita pun juga sudah menjalankan SOP itu," kata Bayu kepada kumparan, Selasa (12/11).
Selain itu, mereka juga mempunyai alat ukur di dalam laboratorium untuk menguji kualitas susunya. Sehingga, pengepul susu bisa mitigasi apakah ada campuran dalam susu uang yang akan dikirim.
"Kalau ada temuan kadar air, nah kadar air ini kadar air yang seperti apa? Jadi susu itu yang diukur kan dari nilai total solidnya bukan kadar airnya. Selama total solidnya itu memenuhi SNI, ya sudah sudah standar nasional Indonesia kan," ucapnya.
Ia menerangkan bahwa kadar air dalam susu sapi perah itu tergantung dari cuaca. "Kalau pas musim hujan katakan, hijauan atau rumputnya basah pasti akan muncul kadar air kandungan susu. Karena susu itu memang air. Jadi bukan dicampur air dari peternak terus kita loloskan kita kirim ke pabrik, enggak," terangnya.
Pengendara melintas di dekat spanduk yang dipasang oleh peloper susu saat aksi mandi dan membuang susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO
Ia mengungkapkan, jika isu kualitas susu sapi lokal tercampur dengan campuran lain, maka susu lokal seluruh Indonesia tidak dapat diterima oleh pabrik.
ADVERTISEMENT
"Kenapa baru akhir-akhir ini aja di bulan-bulan yang biasa mereka melakukan pembatasan. Kenapa kalau bulan Januari sampai September itu aman-aman aja nggak ada isu kadar air, nggak ada ini dan lain sebagainya, kan aneh," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), Sony Effendhi, mengungkapkan salah satu alasan susu dari peternak tak diserap industri karena tak sesuai standar keamanan.
“Kebetulan tuh TPC-nya atau tablet cone-nya (Total Plate Count (TPC) itu tinggi, sehingga enggak sesuai dengan standar food safety, keamanan pangan. Sehingga enggak bisa diterima,” kata Sony kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Senin (11/11).
Bahkan, Sony mengaku pernah menemukan beberapa susu yang dicampur dengan beberapa campuran lain, seperti air sampai minyak goreng.
ADVERTISEMENT
“Jadi jangan ditambahin air, jangan ditambahin kayak minyak goreng, jangan ditambahin sugar syrup, jangan ditambahin karbonat, jangan ditambahin hydroxide peroxide, kayak gitu-gitu kan,” jelas Sony.
Menurut dia, Industri wajib menjaga kualitas susu agar tetap pada standar. Hal ini dilakukan agar tidak ada korban dari masyarakat.