Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Petuah Bahlil pada Pegawai ESDM: Kekayaan Alam Bukan untuk Partai Tertentu
13 Oktober 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan petuah kepada para pegawai Kementerian ESDM, bahwa kekayaan alam bukan untuk kepentingan partai politik tertentu.
ADVERTISEMENT
Bahlil menuturkan, Kementerian ESDM merupakan mandat Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
"Bukan untuk kesejahteraan satu kelompok tertentu, bukan kesejahteraan untuk satu perusahaan tertentu, bukan juga kesejahteraan untuk salah satu partai tertentu," tegasnya dalam sambutannya di ESDM Fun Run & Fun Walk, Minggu (13/10).
Bahlil pun meminta kepada masing-masing Direktorat Jenderal (Ditjen) dan lembaga terkait untuk jangan mudah disetir oleh oknum tertentu yang ingin mengeruk kekayaan alam bagi kepentingan kelompoknya saja.
Dia menegaskan, meskipun dirinya adalah Ketua Umum Partai Golkar, namun kesejahteraan rakyat harus tetap diutamakan dengan mematuhi regulasi yang berlaku.
ADVERTISEMENT
"Sekalipun saya ketua umum partai terbesar pemerintahan Republik Indonesia, saya memberitahu para saudara-saudara harus punya hati untuk melayani rakyat dan kesejahteraan rakyat sejjahtera, menurutku Ini yang saya harus menyampaikan aturan harus ditegarkan," tutur Bahlil.
"Kepada seluruh pegawai yang ada di ESDM, harus jaga marwah dan kebaikan ESDM. Harus jaga nama baik semua," imbuhnya.
Di sisi lain, Bahlil menyoroti masih ada sifat ego sektoral antara masing-masing Ditjen, baik itu Ditjen Migas, Ditjen Minerba, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen EBTKE, hingga Badan Geologi dan BPSDM.
"Saya melihat, setelah satu bulan lebih di Kementerian ESDM, masih ada ego sektoral antara masing-masing Ditjen. Jangan ada Ditjen yang mata air dan ada dirjen yang air mata. Kita harus menjadi satu kesatuan," pungkas Bahlil.
ADVERTISEMENT