PGE Cetak Laba Bersih Rp 2,5 T Sepanjang 2023, Naik 28,47 Persen

2 Maret 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencetak laba bersih sebesar USD 163,57 juta atau sekitar Rp 2,56 triliun (kurs Rp 15.706) di tahun 2023, meningkat 28.47 persen dari tahun 2022 sebesar USD 127,32 juta.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit (audited), pendapatan PGE pada tahun 2023 mencapai USD 406,29 juta atau sekitar Rp 6,3 triliun, naik dari USD 386,07 juta pada tahun sebelumnya.
Perusahaan yang fokus di bidang energi panas bumi mencatatkan kinerja positif melalui strategi efisiensi, penjualan uap dan listrik, dan pendapatan lainnya, seiring dengan ekspansi perusahaan dalam menggali potensi panas bumi di Indonesia.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyebutkan PGE konsisten meningkatkan nilai melalui berbagai upaya efisiensi dan optimalisasi aset produksi. Pencapaian ini juga menegaskan prospek cerah industri panas bumi.
“Sebagai pemimpin dalam energi hijau global, kami bertekad untuk terus mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia dan wilayah lain di dunia,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (2/3).
ADVERTISEMENT
Penjualan PGE mencatatkan peningkatan dengan kontribusi utama berasal dari area Kamojang sebesar USD 151,51 juta, diikuti oleh Ulubelu sebesar USD 120,18 juta, area Lahendong sebesar USD 83,88 juta, area Lumut Balai USD 41,32 juta, dan area Karaha dengan USD 9,38 juta.
Sementara itu, beban penjualan PGE hanya mengalami kenaikan 3.33 persen menjadi USD 178,98 juta, dari USD 173,21 juta di tahun 2022. Margin laba bersih yang mengalami kenaikan menjadi 40 persen, dari 33 persen di 2022.
PGE terus mengeksplorasi potensi panas bumi dan optimalisasi wilayah kerja untuk percepatan peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hingga 1 GW dalam 2 tahun ke depan. Pada tahun 2023, PGE mengoperasikan 6 area operasi sendiri.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan proyek panas bumi PGE mencapai reliabilitas operasional melebihi 96 persen sejak tahun 2019. Kinerja produksi (operasi sendiri) pada tahun 2023 mencapai 4.735 GWh, meningkat dari tahun 2022 yang sebesar 4.620 GWh.
PGE juga terus mendukung pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 melalui skema perdagangan karbon. Pada 2023, Perseroan berkontribusi di pasar karbon domestik dengan penjualan carbon credit sebesar USD 0,76 juta atau setara 864.209 ton CO2eq dibandingkan USD 0,75 juta di 2022.