PGE Gandeng ORMAT Kembangkan PLTP Berteknologi Binary Plant

20 Oktober 2022 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menandatangani nota kesepahaman dengan PT ORMAT Geothermal Indonesia dalam pengembangan PLTP dengan teknologi binary plant di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022). Foto: Dok. PGE
zoom-in-whitePerbesar
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menandatangani nota kesepahaman dengan PT ORMAT Geothermal Indonesia dalam pengembangan PLTP dengan teknologi binary plant di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022). Foto: Dok. PGE
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE), menandatangani nota kesepahaman dengan PT ORMAT Geothermal Indonesia. Kedua perusahaan sepakat untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan teknologi binary plant.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan dilakukan Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto dan Direktur Utama PT ORMAT Geothermal Indonesia Dion Murdiono di Nusa Dua Bali, Selasa (18/10). Kerja sama ini untuk mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan.
Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan kolaborasi joint study untuk pengembangan teknologi binary antara PGE dan ORMAT dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia. Apalagi potensi pengembangan panas bumi dengan implementasi teknologi binary di wilayah kerja panas bumi PGE dapat meningkatkan kapasitas terpasang hingga 210 megawatt (MW).
Ahmad menjelaskan teknologi binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan /air panas bumi) untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan. Saat ini, teknologi binary telah diaplikasikan di PGE Area Lahendong, Sulawesi Utara dengan kapasitas 500 kW sebagai proyek percontohan penerapan binary cycle di wilayah kerja PGE.
ADVERTISEMENT
Menurut Ahmad, keunggulan dari teknologi ini dari sisi hulu pembangunan binary unit tidak memerlukan pemboran sumur baru sehingga lebih cepat dan risikonya lebih rendah. Dari sisi konstruksi pembangunannya juga lebih cepat karena sistemnya modular sehingga investasinya juga lebih efisien.
“Kami berharap kolaborasi yang dilakukan oleh PGE dan ORMAT ini dapat menjadi milestone perkembangan panas bumi di Indonesia, “ujar Ahmad dalam keterangan resmi, Kamis (20/10).
Pembangkit Listrik Geothermal (PLTB), Pertamina. Foto: Dok. PGE
Dalam menjalankan bisnis, lanjut Ahmad, PGE berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE. Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.
ADVERTISEMENT
“Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke-7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggung jawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals),” katanya.
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 GW, sebanyak 672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama. Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.
ADVERTISEMENT