Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
PGEO Pertimbangkan Bagi Dividen 80-90 Persen dan Kaji Opsi Buyback Saham
11 Maret 2025 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO ) membocorkan besaran rasio dividen (dividend payout ration) yang akan dibagikan untuk tahun buku 2024. Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, mengatakan perusahaan ingin dividen yang dibagikan lebih dari besar dari tahun lalu, yaitu sekitar 80-90 persen.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini manajemen PGEO tengah berdiskusi dengan pemegang saham pengendali terkait besaran rasio dividen yang akan dibayarkan.
“Kalau tahun lalu rasio dividen 78 persen, tahun ini kami sekarang lagi mengkaji mungkin dividend payout ratio PGEO antara between (antara) 80 persen to 90 persen, tergantung nanti cash-nya,” kata Yurizki kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/3).
Selain itu, perusahaan juga tengah mempertimbangkan kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) dan dana menganggur (idle cash). PGEO berencana tempatkan dana tersebut ke deposito untuk bisa mendapatkan bunga.
Sisanya, dikelola agar tidak menimbulkan negative carry atau biaya yang lebih tinggi daripada imbal hasilnya yang dapat merugikan perusahaan dan pemegang saham . “Kami juga lagi mengkaji beberapa hal,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Keuangan Nelwin Aldriansyah menyebut kemungkinan keputusan besaran dividen akan diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) akhir Mei 2025 atau awal Juni 2025.
Kaji Opsi Buyback Saham
Selain masih menghitung besaran dividen, PGEO juga mengkaji opsi pembelian kembali atau buyback saham usai harga saham anjlok terus.
Harga saham PGEO Selasa (11/2) pukul 11:00 WIB anjlok ke posisi Rp 815 per lembar, di bawah harga saat IPO pada 24 Februari 2023 yaitu Rp 875 per lembar. Dalam setahun, sahamnya bahkan merosot 31,67 persen.
“Sekarang ini perusahaan-perusahaan terbuka, tidak hanya BUMN tapi juga swasta, mereka memanfaatkan kondisi saham yang lagi terkoreksi, Mandiri dan BRI juga melakukan buyback, di sini kita juga mengkaji,” kata Yurizki.
ADVERTISEMENT
Arus kas, kata dia, juga masih kuat yaitu setara kas USD 657,6 juta. Untuk sisa dana IPO masih tersisa Rp 4,47 triliun per awal tahun ini yang ditempatkan di deposito Dolar AS di Bank Tabungan Negara (BBTN) dan di Bank Mandiri (BMRI).
"Sejujurnya sekarang lagi mengkaji dulu terkait dengan kelebihan kas kita berapa, dan kedua perlu di-take into acccount, kalau Mandiri dan BRI itu kan mereka floating-nya sangat besar, mungkin 20 persen sampai 30 persen,” kata Yurizki.
Sementara batas minimal ketentuan saham publik atau free float dari PGEO berada di level 10 persen. Karena itu, PGEO berhati-hati sebelum buyback saham.