PGN, Anak Usaha Pertamina yang Rugi Rp 3,8 Triliun Sepanjang 2020

11 April 2021 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menerapkan Smart Utility yang berkelanjutan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menerapkan Smart Utility yang berkelanjutan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN merugi USD 264,7 juta atau Rp 3,8 triliun (kurs Rp 14.500) sepanjang tahun lalu. Padahal, pada akhir 2019 lalu, anak usaha PT Pertamina (Persero) masih bisa membukukan laba USD 67 juta.
ADVERTISEMENT
Dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilansir kumparan, Minggu (11/4), pendapatan perusahaan juga merosot hingga 25 persen secara year on year (yoy) dari USD 3,84 miliar menjadi USD 2,88 miliar pada 2020. Turunnya pendapatan diikuti dengan susutnya beban pokok pendapatan dari USD 2,62 miliar menjadi USD 2,03 miliar yoy.
Total pendapatan perusahaan di antaranya berasal dari penjualan niaga gas pihak berelasi USD 799 juta dan pihak ketiga USD 1,50 miliar. Totalnya USD 2,29 miliar atau turun dibandingkan 2019 yang berhasil meraup USD 2,97 miliar. Rincian dari pendapatan niaga gas adalah industri dan komersial USD 2,28 miliar, rumah tangga USD 14,3 juta, dan SPBG USD 2,64 juta.
Pelanggan menunjukan Catat Meter Mandiri PGN melalui aplikasi di kawasan Pondok Jati, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Pendapatan lainnya di luar niaga gas adalah transmisi gas pihak berelasi USD 179 juta dan pihak ketiga USD 60,3 juta. Penjualan migas pihak berelasi USD 156 juta dan pihak ketiga USD 47 juta.
ADVERTISEMENT
Pendapatan jasa regasifikasi gas pihak berelasi USD 46,1 juta. Pendapatan pemrosesan gas pihak berelasi USD 31,1 juta dan pihak ketiga USD 6,37 juta. Pendapatan dari transportasi minyak pihak berelasi USD 9,9 juta dan pihak ketiga USD 8,03 juta. Pendapatan sewa fiber optik pihak ketiga USD 18,5 juta.
Sementara itu, total utang (liabilitas) PGN naik 10 persen dari USD 4,13 miliar menjadi USD 4,57 miliar. Sedangkan total aset pada akhir 2020 naik menjadi USD 7,53 miliar dibandingkan dengan USD 7,3 miliar pada akhir 2019.