PHE Catat Realisasi Produksi Minyak 418 Ribu BOPD di September 2022

9 November 2022 17:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan realisasi produksi minyak dan gas (migas) hingga September 2022. Untuk produksi minyak, PHE mencatatkan realisasi sebesar 418.000 barel per hari (BOPD).
ADVERTISEMENT
"Hingga September 2022, realisasi produksi minyak year to date adalah sebesar 418.000 barel per hari atau naik 20 persen dari realisasi tahun 2021," ujar Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, saat rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (9/11).
Sementara itu, Wiko mengatakan untuk realisasi produksi gas PHE hingga September 2022 yaitu sebesar 2216 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Realisasi ini kurang 1 persen dari realisasi tahun 2021.
"Dan diprognosakan di akhir Desember, produksi migas PHE akan sebesar 808.000 barel oil ekuivalen per day atau tumbuh 9 persen dari realisasi tahun 2021," tambahnya.
Wiko melanjutkan, sejauh ini kontribusi produksi minyak PHE terhadap produksi nasional adalah 67 persen, sedangkan produksi gas adalah 32 persen. Menurut dia, hal ini didukung penerapan pola regionalisasi, pengelolaan hulu migas Pertamina menjadi lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Harga Minyak Naik, PHE Genjot Produksi
Selain itu, dia berkata untuk memanfaatkan kondisi harga minyak yang cenderung baik di tahun ini, PHE meningkatkan target produksi migas dari capaian di tahun 2021.
"PHE mencanangkan target produksi migas 2022 sebesar 854.000 barel per hari atau meningkat 115 persen dari tahun 2021," ungkapnya.
Wiko memaparkan, target produksi minyak PHE tahun ini sebesar 446.000 BOPD atau meningkat 128 persen dibandingkan capaian tahun 2021 dan produksi gas sebesar 2.363 MMSCFD atau 103 persen dari capaian tahun 2021.
Meski demikian, terdapat faktor penurunan alamiah atau natural decline di hulu migas nasional. Wiko mengungkap, jika PHE tidak melakukan sesuatu, maka produksi minyak eksisting dari tahun 2021 akan turun 20 persen.
Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina
"Namun setelah dilakukan upaya lebih lanjut maka penurunan produksi alamiah dapat dipertahankan menjadi sebesar 1,2 persen per tahun, atau relatif angka produksi dapat dipertahankan sama seperti awal tahun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan natural decline gas sebesar 21 persen di luar proyek JTB (Jambaran Tiung Biru), dan dapat dipertahankan menjadi 5,6 persen," tambah dia.
Wiko memaparkan, target tersebut didukung dengan peningkatan aktivitas seperti jumlah sumur pengembangan menjadi 738 dibanding realisasi di 2021 sebanyak 337 sumur. Jumlah kegiatan workover sebesar 589 dibanding 540 workover di 2021, dan WIWS sebesar 27.721 dibanding 16.445 di tahun 2021.
"Sedangkan drilling masih belum mencapai target, sehingga output produksi minyak realisasi target di 2022 masih tertinggal 6 persen atau 418 ribu BOPD, sedangkan produksi gas tertinggal 5 persen dari target sebesar 2.216 MMSCFD," ujarnya.