Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PHK Diproyeksi Berlanjut di 2025, Melebar ke Sektor Padat Modal
28 Desember 2024 16:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK ) diproyeksi terus meningkat di tahun depan. Bukan hanya ke industri padat karya , tapi bisa melebar ke sektor padat modal.
ADVERTISEMENT
Pengamat Ketenagakerjaan Timboel Siregar mengatakan potensi PHK di sektor padat modal, Timboel melihat sektor padat modal bisa lebih memanfaatkan teknologi yang lebih efisien ketimbang tenaga kerja. Hal inilah yang membuat potensi PHK muncul.
“Jadi sektor-sektor lain yang non-padat karya juga seperti kemajuan teknologi, itu juga yang akhirnya menyasar kepada padat modal. Sektor padat modal akan lebih efisien menggunakan teknologi daripada tenaga kerja dan ini juga akan menjadi sebuah ancaman peningkatan PHK,” katanya saat dihubungi kumparan, Sabtu (28/12).
Selain faktor hasil dari industri padat karya yang tidak terserap di pasar ekspor, Timboel juga melihat potensi PHK dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 6,5 persen di tahun 2025.
“Demikian juga persoalan kenaikan upah minimum 6,5 persen, walaupun pemerintah optimis (tidak ada PHK) tapi memang harus kita lihat ada perusahaan yang tidak mampu untuk menaikkan 6,5 persen dan proses rasionalisasi yang dilakukan adalah ya efisiensi, supaya produksi tetap berjalan ya,” jelas Timboel.
ADVERTISEMENT
Pengamat ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak juga memproyeksi tren PHK dapat berlanjut di tahun 2025. Industri yang terancam adalah industri sektor padat karya seperti tekstil dan sepatu.
“Tren PHK tahun 2024 nampaknya masih berlanjut ke tahun 2025, yaitu didominasi di sektor padat karya, tekstil dan sepatu,” ungkapnya.
Menurutnya, keberlanjutan tren PHK disebabkan kemajuan teknologi yang digunakan negara pesaing yang menghasilkan produk serupa.
“Alasannya, karena di luar negeri terutama di Cina, teknologi digital akan semakin intensif diterapkan di sektor ini, sehingga produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan tekstil dan sepatu impor,” lanjut Payaman.
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat ada 80.000 dari Januari hingga awal Desember 2024. Wamenaker Immanuel Ebenezer mengatakan angka PHK ini bisa naik lagi jadi 280 ribu orang hingga akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT