PHRI: Hotel di Kawasan Borobudur Penuh saat Libur Waisak

12 Mei 2025 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (8/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (8/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, menyebutkan tingkat okupansi hotel selama libur panjang Hari Raya Waisak 2025 mengalami peningkatan di sejumlah daerah wisata.
ADVERTISEMENT
Okupansi atau tingkat keterisian hotel di kawasan sekitar Candi Borobudur, Magelang mencapai 100 persen. Namun, tingkat okupansi hotel secara umum terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau peningkatan untuk daerah tertentu iya, ada. Khususnya daerah tujuan wisata seperti Magelang, Jogja, dan Solo. Magelang yang paling dekat dengan pusat perayaan Waisak, okupansinya mencapai 100 persen,” ujar Hariyadi saat dihubungi kumparan pada Senin (12/5).
Sementara itu, tingkat okupansi hotel di kawasan Yogyakarta mencapai sekitar 88 persen, sedikit turun dibanding tahun lalu yang bisa menembus angka di atas 90 persen.
Kondisi berbeda terjadi di kota-kota besar non-wisata Waisak seperti Jakarta dan Surabaya. Di dua kota tersebut, okupansi hotel hanya berkisar di angka 30 persen.
ADVERTISEMENT
“Jakarta dan Surabaya relatif sepi karena bukan destinasi wisata (untuk Waisak),” jelasnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani di Kantor Kemenko Marves, Jakarta pada Jumat (26/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Bali yang biasanya menjadi primadona wisata, di libur panjang kali ini mencatat tingkat okupansi sekitar 60 persen, meski penjualan tiket pesawat ke Pulau Dewata habis terjual. Menurut Hariyadi, ini tergolong anomali karena belum mencerminkan keterisian hotel yang tinggi.
"Nah itu mereka disinyalir larinya ke itu akomodasi yang sharing ekonomi, yang pakai Airbnb, gitu-gitu loh. Jadi mereka gak ke hotel yang hotel konvensional atau hotel yang legal gitu," terang dia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan sejak Senin (12/5) tingkat okupansi sudah mulai menurun seiring banyaknya tamu yang melakukan check-out.
Ia juga menyoroti rendahnya tingkat cuti bersama yang diambil oleh perusahaan, meskipun pemerintah menetapkan hari Senin (12/5) sebagai cuti bersama Waisak 2025. Hal ini turut memengaruhi durasi dan pola perjalanan masyarakat selama liburan.
ADVERTISEMENT
Terkait tren okupansi hotel ke depan, Hariyadi menegaskan hal itu sangat bergantung pada eksekusi kebijakan pemerintah, terutama dalam mendukung sektor perhotelan yang banyak mengandalkan pasar dari kegiatan pemerintah.
“Kalau pemerintah belum juga melakukan eksekusi secara penuh, ya ini dibandingkan tahun lalu pasti lebih rendah,” katanya.
Selain itu, Hariyadi juga menekankan pentingnya mendongkrak sektor pariwisata dengan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
“In bound tourist harus menjadi program prioritas. Sejak 1983 berdirinya Kementerian Pariwisata, belum pernah pariwisata dijadikan program prioritas,” tutur Hariyadi.
Hariyadi berharap ke depannya mesti ada upaya serius dan program promosi bersama yang lebih terstruktur untuk mengangkat kembali sektor pariwisata dan perhotelan nasional di tengah perlambatan ekonomi.