Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
PHRI Minta PLN Tak Persulit Pengusaha yang Ingin Berhenti Jadi Pelanggan Premium
8 September 2020 14:28 WIB

ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi sulit akibat pandemi COVID-19, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta keringanan pada PLN demi menyelamatkan sektor perhotelan dan restoran. Adapun keringanan yang dimaksud adalah kemudahan turun kelas dari pelanggan premium menjadi pelanggan biasa.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran mengatakan, banyak pengusaha hotel dan restoran selama ini menjadi pelanggan premium PLN. Sebab meski harus membayar lebih mahal, pelanggan premium memiliki kelebihan dibandingkan pelanggan biasa.
Tetapi di masa pandemi saat ini, bisnis hotel dan restoran babak belur sehingga harus melakukan efisiensi. Untuk itu PHRI meminta agar PLN tidak mempersulit pelanggan yang ingin turun kelas.
“Ada kategori pelanggan premium yang ditawarkan PLN dan banyak diambil pelaku usaha. Tapi biayanya mahal bahkan biaya minimum pun mahal. Itu menggerus daya tahan perusahaan. Nah ini kita berharap jika ada pelanggan premium yang mau tidak mengikuti lagi seharusnya diberikan. Jadi jangan dipaksa dia harus tetap menjadi pelanggan premium karena biayanya cukup mahal per kWh nya di sana,” ungkap Maulana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (8/9).
ADVERTISEMENT
Apalagi pelanggan premium juga dipatok adanya minimum nyala yang cukup tinggi. Jika pelanggan biasa untuk industri minimum nyala dipatok 40 jam per bulan, maka pelanggan premium minimum nyalanya dipatok 110 hingga 200 jam per bulan. Artinya dipakai ataupun tidak dipakai, pengusaha harus tetap membayar biaya minimum nyala tersebut. “Itu yang jadi problem utama,” ujarnya.
Menurut Maulana, keinginan pengusaha untuk turun kelas juga bisa berarti hanya bersifat sementara. Artinya hal tersebut dilakukan demi efisiensi di masa pandemi ini. Sehingga ada kemungkinan saat kondisi mulai normal lagi nanti, para pengusaha hotel dan restoran akan kembali menaikkan daya alias jadi pelanggan premium lagi.
Pun jika hal tersebut terjadi, maka Maulana juga meminta pada PLN agar tidak memungut biaya kembali saat pengusaha memutuskan menaikkan daya lagi.
ADVERTISEMENT
“Paling urgent, kalau misalnya ada yang menurunkan dayanya, nanti untuk menaikkan kembali daya harapannya enggak dipungut biaya. Pelanggan premium kan extended services yang diberikan PLN, bukan masalah utama. Situasi pandemi ini tidak menentu. Kalau untuk 40 jam aja bayar Rp 35 juta, dengan premium service sebulan Rp 100 juta bahkan bisa Rp 500 juta,” tandasnya.