Pilihan di Investasi 2021: IHSG Diprediksi 6.850 dan Harga Emas Akan Berkilau

3 Januari 2021 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun baru, sejumlah investasi seperti saham dan emas batangan masih menjadi pilihan yang prospektif mendulang cuan. Kedua instrumen ini diprediksi bakal moncer di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal bakal tembus 6.850 di ujung 2021. Pendorongnya adalah pemulihan ekonomi nasional mencakup makroekonomi, obligasi, hingga pasar saham.
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menilai dengan pemulihan ekonomi dan reformasi kebijakan di Indonesia pada tahun depan, Mandiri Sekuritas menargetkan IHSG akan mencapai 6.850 di akhir 2021.
Optimisme ketersediaan vaksin serta ekspektasi produksi, distribusi, pelaksanaan vaksinasi, dan penerimaan masyarakat di 2021 diharapkan dapat mempercepat terjadinya herd immunity di masyarakat. Vaksinasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali beraktivitas seperti normal, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan daya beli.
"Kami melihat ada enam katalis yang akan mendorong kenaikan pasar saham di Indonesia, antara lain, pemulihan ekonomi yang didorong vaksinasi, normalisasi dengan konsolidasi industri pasca pandemi, likuiditas global dan domestik yang melimpah, suku bunga global yang rendah, kenaikan harga komoditas, serta dimulainya reformasi struktural pemerintah," papar Adrian, Jumat (29/12).
ADVERTISEMENT

Deretan Saham yang Diprediksi Cuan di 2021

Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Analis saham Indropremier Sekuritas, Mino, menyebut untuk emiten konstruksi bakal didominasi BUMN seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT ADHI Karya Tbk (ADHI), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
"Saham-saham mereka berpeluang cuan seiring dengan proses pemulihan ekonomi global dan domestik yang membaik," kata Mino saat dihubungi kumparan, Selasa (29/12).
BUMN lain yang juga bakal terdongkrak harga sahamnya karena tren emiten infrastruktur yang bakal menghijau adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Proyek infrastruktur seperti ibu kota baru yang bakal dilanjutkan akan membuka juga pemasangan aliran gas yang selama ini menjadi bisnis utama PGAS.
ADVERTISEMENT
Sektor lain adalah emiten di bidang keuangan seperti bank-bank BUMN mulai dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT BRI Syariah Tbk (BRIS). Sementara dari swasta, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga akan cuan.
Sedangkan di sektor tambang, Analis saham sekaligus pendiri LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo, menilai sejumlah emiten yang diramal mendulang cuan adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Indonesia Tbk (TINS).
Saham-saham mereka diperkirakan akan hijau di tahun depan seiring dengan meningkatnya harga komoditas batu bara, emas, timah, minyak mentah, gas bumi, dan sumber daya energi lainnya di 2021.
ADVERTISEMENT
Harga Emas Akan Berkilau
Ilustrasi Emas Antam. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Harga emas pada tahun ini diprediksi akan mengalami pergerakan mencapai USD 2.200 per troy ounce atau sekitar Rp 907 ribu per gram (kurs Rp 14.200).
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menjelaskan, salah satu pendorong harga emas kebijakan The Fed dan Bank Sentral di berbagai negara.
Ia mengatakan Bank Sentral banyak negara yang terus menggelontorkan stimulus untuk memulihkan ekonomi disebut sebagai salah satu faktor utamanya.
"USD 2.100-USD 2.200 per troy ounce. On medium term. Untuk tahun 2021 masih jadi target," katanya kepada kumparan, Sabtu (2/12).
Sementara itu, Direktur Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo menggambarkan, tahun ini akan menjadi tahunnya investasi dan pemulihan. Vaksinasi diyakini dapat memperbaiki situasi ekonomi di tengah tekanan pandemi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada beberapa kebijakan ekonomi dunia dan domestik yang akan dijalankan untuk memperbaiki perekonomian secara masif. Misal, pemberian stimulus jumbo yang siap digelontorkan sejak awal tahun, hingga kebijakan pemerintah yang melakukan reshuffle menteri untuk mendorong percepatan pemulihan.