Plaza Atrium Senen hingga Mal Neo Soho Dijual, Ini Penyebabnya

28 September 2023 7:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana mall Atrium Senen, Jakarta, Rabu (27/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana mall Atrium Senen, Jakarta, Rabu (27/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam waktu yang hampir bersamaan, dua mal di Jakarta dijual oleh pengembang properti masing-masing, yakni Plaza Atrium Senen di Jakarta Pusat dan Mal Neo Soho yang terletak di Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Pengembang properti PT Cowell Development Tbk (COWL) resmi menjual Plaza Atrium Segitiga Senen di Jakarta Pusat pada 16 Agustus 2023 lalu. Penjualan tersebut diumumkan melalui keterangan perusahaan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Corporate Secretary COWL, Pikoli Sinaga, mengatakan dampak kejadian tersebut terhadap perusahaan adalah pendapatan berkurang secara signifikan. Emiten properti ini berupaya menyelesaikan kewajibannya setelah diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tahun 2020.
"Eksekusi terhadap hak pengelolaan gedung Plaza Atrium Segitiga Senen oleh Euro Tanada selaku pemegang jaminan atas fasilitas yang diberikan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk dan Qatar National Bank Singapore Branch berdasarkan Akta Perjanjian Penyerahan Piutang (Cessie) antara QNB Indonesia, Tbk dan Qatar National Bank (Q.S.C) Singapore Branch dengan PT Euro Tanada N0. 49," tulis Pikoli dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Selasa (27/9).
ADVERTISEMENT
Pada laporan keuangan terakhir yang dipublikasi pada tahun 2019, COWL membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp 959,88 miliar, melonjak 327,48 persen dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 224,53 miliar. Adapun pendapatan yang diraup perseroan mencapai Rp 461,08 miliar di tahun 2019.
Ketika ditanya mengenai nasib konsumen proyek properti, Pikoli merespons usai COWL digugat pailit, perusahaan terus mengupayakan untuk dapat mencapai perjanjian perdamaian (homologasi) dengan para kreditur agar terus memenuhi komitmen kepada para konsumen.
COWL juga berpotensi delisting atau penghapusan pencatatan dari pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai masa suspensi saham telah mencapai 3 tahun pada tanggal 13 Juli 2023.
Mal Neo Soho
Pengunjung berada di Eco Skywalk di Pusat perbelanjaan Neo Soho Mall - Central Park, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara itu, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjual Mal Neo Soho di Jakarta Barat senilai Rp 1,44 triliun ke PT NSM Assets Indonesia (NSMAI). Penjualan dilakukan anak usaha APLN, PT Tiara Metropolitan Indah (TMI) pada Kamis (26/9).
ADVERTISEMENT
Neo Soho merupakan mal yang ada di samping Central Park Mall. Salah satu fasilitas paling terkenal adalah wisata Jakarta Aquarium yang merupakan akuarium indoor terbesar di Indonesia.
Corporate Secretary APLN Justini Omas mengatakan, dana yang diterima TMI dari NSMAI akan digunakan sebagian oleh TMI untuk melakukan penyertaan saham baru (saham seri B) dalam NSMAI yang akan mewakili 28,58 persen dari seluruh modal yang telah diterbitkan dan disetor penuh dalam NSMAI. Jumlah saham barunya sebanyak 4,3 juta lembar saham.
Dengan demikian, NSMAI akan dimiliki oleh NSM Asset Japan LLC (NSMAJ) dan TMI dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 71,42 persen dan 28,58 persen. NSMAJ dimiliki secara langsung oleh Hankyu Hanshin Properties Corporation (HHP) Jepang, yang sebelumnya telah membangun kemitraan strategis dengan APLN melalui transaksi penjualan Central Park Mall pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Justini menyampaikan, transaksi penjualan Neo Soho Mall ini merupakan bagian strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat bisnis. Selain meningkatkan kemitraan strategis dengan HHP, yang merupakan perusahaan serta investor properti kelas dunia, penjualan Neo Soho Mall memungkinkan APLN untuk membayar sebagian utang bank.
“Selain sebagian dana hasil penjualan Neo Soho Mall dipakai untuk investasi kepemilikan 28,58 persen saham di NSMAI, sisanya, sekitar Rp 850 miliar, seluruhnya digunakan untuk melunasi sebagian pinjaman APLN kepada Bank Danamon,” jelas Justini melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (27/9).