PLN Bakal Buka Lelang PLTA 1 GW dan PLTP 5,2 GW Tahun Ini
7 Oktober 2025 7:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
PLN Bakal Buka Lelang PLTA 1 GW dan PLTP 5,2 GW Tahun Ini
PLN berencana melelang PLTA dan PLTP tahun ini dengan melibatkan pihak swasta.kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, mengatakan PLN berkomitmen membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT), terutama yang bersifat menopang beban dasar (baseload).
"Tahun ini kita akan segera melakukan pelelangan untuk PLTA hydro ini lebih dari 1 gigawatt. Bersama dengan itu, kita juga akan melelang untuk panas bumi, geothermal, sampai 5,2 gigawatt," ungkap Suroso saat acara Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, Senin (6/10).
Selain itu, lanjut Suroso, PLN juga akan masuk pada pembangkit EBT yang intermitten seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Total ada 32 proyek yang akan dilelang tahun ini. Namun, Suroso belum bisa menjelaskan rinciannya.
Lelang pembangkit EBT ini sebagai jalan keluar dari masalah besarnya anggaran yang dibutuhkan PLN. Suroso mengungkapkan kebutuhan investasinya bisa mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun dalam 10 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Dari total kebutuhan investasi pembangkit EBT tersebut, PLN hanya akan menggelontorkan Rp 500 triliun, sementara sisanya lebih dari 70 persen akan dilepas kepada pihak swasta.
"Kendalanya apa? Yang saya bilang tadi, economics. Tadi saya bilang 32 lelang nanti di akhir tahun, mudah-mudahan tarifnya menarik," kata Suroso.
Suroso memastikan lelang pembangkit EBT selalu diminati para investor, di mana setiap lelang bisa diikuti oleh lebih dari 20 peserta. Apalagi biaya (cost) pembangkit semakin murah, menyentuh USD 200 per kilowatt hour (KWh).
"End of this year, kami sudah persiapkan, pada peta ini kami sudah menyiapkan lebih dari 300 dokumen lelang, dalam waktu tak lama lagi kita akan melelangkan untuk pembangunan ini," jelas Suroso.
ADVERTISEMENT
PLN membutuhkan total investasi sekitar USD 162 miliar atau setara Rp 2.722 triliun (kurs Rp 16.805 per dolar AS) untuk keperluan transisi energi, mulai dari proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga jaringan transmisi hijau.
Dari total angka tersebut, sebesar USD 59 miliar atau atau hampir Rp 1.000 triliun diperuntukkan bagi proyek pembangkit EBT seperti PLTA dan PLTP, sementara untuk transmisi hijau butuh USD 24 miliar atau setara Rp 434 triliun.
Dalam Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sekitar 71,2 GW, sebesar 59 persen berasal dari EBT seperti 11,7 GW pembangkit berbasis air besar dan mini, PLTP 5,1 GW, biomassa 1 GW, PLTS 16,9 GW, hingga PLTB 7,2 GW.
ADVERTISEMENT
