PLN Hadiri Green Initiative Conference, Bahas Strategi EBT dan Tantangannya

26 September 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad memberikan bunga anggrek kepada Vice President Pengembangan dan Pengendalian EBT PLN, Haryo Lukito saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad memberikan bunga anggrek kepada Vice President Pengembangan dan Pengendalian EBT PLN, Haryo Lukito saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT PLN Persero menghadiri Green Initiative Conference, Selasa (24/9) di Hotel Borobudur, Jakarta. Dalam acara ini, PLN membeberkan strategi mengembangkan energi baru terbarukan dan tantangan menentukan tarif.
Vice President Pengembangan dan Pengendalian EBT PLN, Haryo Lukito, menjelaskan bahwa dari potensi sebesar 3,68 gW yang sudah bisa diimplementasikan baru sedikit, yakni sekitar 0,3 persennya atau sekitar 8,8 gW.
"Jadi, memang, secara potensi kita punya potensi yang besar. Negara kita berada di daerah khatulistiwa. Yang tentunya energi surya sangat besar potensinya," kata Haryo.
Selain membahas soal potensi EBT yang besar, PLN juga membahas RUPTL (Rencana Usaha Pembiayaan Tenaga Listrik) bersama Kementerian ESDM. Haryo menuturkan, saat ini sedang dalam proses untuk pembuatan RUPTL 2024-2033.
"Kami sudah mendeklarasikan bahwa dengan RUPTL 2021-2030 kami akan membangun 20,9 gW. Dan ini adalah pembangunan pembangkit EBT yang terbesar dari sejarah kami membuat RUPTL," imbuh Haryo.
Meski begitu, ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Seperti tantangan terkait supply dan demand, teknologi, tarif dan pendanaan. Terkait proyek pembangunan EBT, Haryo mengatakan, memang membutuhkan waktu yang panjang.
"Kemudian terkait eksekusi project yg memang pembangunan EBT membutuhkan waktu yang panjang. Sehingga harapannya dukungan dari stakeholder kita butuhkan supaya tantangan ini bisa kami hadapi dengan baik," ujarnya.