PLN Kaji Pembangunan Kabel Bawah Laut 500 kV dari Jawa ke Bali

22 Januari 2018 14:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PLTU. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLTU. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra)
ADVERTISEMENT
Pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) berkapasitas 500 kV yang menghubungkan sistem kelistrikan di Jawa dan Bali terhambat karena tidak disetujui oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Bali dan pemangku adat setempat.
ADVERTISEMENT
SUTET 500 kV Bali Crossing sebenarnya bertujuan memperkuat pasokan listrik ke Bali. Ada surplus listrik yang besar di Jawa Timur, ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung pariwisata di Bali. Dengan adanya perluasan transmisi 500 kV, PLTU di Jawa Timur bisa menyuplai ke Bali.
Sebagai alternatif, kini PLN mengkaji pembangunan kabel bawah laut Jawa-Bali Crossing untuk mentransfer surplus listrik dari Jawa ke Bali.
"Bali saat ini sudah mendapat suplai melalui 150 kV submarine cable (kabel bawah laut). Dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) dan perkembangan ke depan, kelistrikan Bali perlu ditingkatkan dengan 500 kV. Saat ini PLN sedang review studi menggunakan SUTT atau kabel laut," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Abumanan kepada kumparan (kumparan.com), Senin (22/1).
ADVERTISEMENT
PLN akan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan kabel bawah laut maupun SUTT. "Masing-masing ada keunggulan dan kelemahan," tutur Djoko.
'Tol listrik' 500 kV ini bisa mengirim listrik hingga 2.000 MW dari Jawa Timur ke Bali. Dengan begitu, Bali bisa memiliki cadangan daya (reserve margin) yang sangat melimpah, lebih dari 100%, setara dengan Singapura, pasokan listriknya sangat aman.
Selain itu, biaya produksi listrik lebih efisien kalau menggunakan PLTU di Jawa Timur. Keandalan pembangkit dan jaringan dari Jawa Timur juga sudah bagus.
Saat ini, Jawa Timur yang beban puncaknya 5.600 MW punya surplus 3.200 MW karena total daya mampu mencapai 8.800 MW. Surplus listrik yang melimpah ini bisa dikirim sebagian ke Bali.
Kebutuhan listrik Bali sendiri saat ini masih 840 MW saat beban puncak. Namun dengan pertumbuhan konsumsi listrik yang mencapai sekitar 10% per tahun, ke depan Bali akan membutuhkan pasokan dari Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
PLN ingin membangun transmisi 500 kV Jawa-Bali karena Bali sebagai destinasi wisata harus dijaga kebersihan udaranya, kurang bagus kalau membangun pembangkit batu bara di Bali. Lagipula lebih efisien mengirim surplus listrik dari Jawa Timur ketimbang membangun pembangkit baru di Bali.