PLN Rugi Rp 38,88 Triliun di Kuartal I 2020

16 Juni 2020 11:25 WIB
Ilustrasi Tambah Daya Listrik PLN. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tambah Daya Listrik PLN. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
PT PLN (Persero) mencatatkan kerugian sebesar Rp 38,88 triliun pada kuartal I 2020. Kinerja keuangan PLN mengalami penurunan dibanding kuartal I 2019 yang berhasil meraup laba bersih Rp 4,157 triliun.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laporan keuangan PLN untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2020 dan 2019 (Tidak Diaudit), kerugian terbesar berasal dari tertekannya kurs rupiah terhadap dolar AS. Total rugi kurs mata uang asing mencapai Rp 51,97 triliun. Sebagai pembanding, pada kuartal I 2019 PLN mencatatkan keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 4 triliun.
Sementara jumlah beban usaha PLN naik menjadi Rp 78,79 triliun dari Rp 73,635 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan beban usaha terutama berasal dari biaya pembelian tenaga listrik yang meningkat 29,47 persen dari Rp 19,95 triliun di kuartal I 2019 menjadi Rp 25,83 triliun pada kuartal pertama tahun ini.
Pendapatan usaha PLN sebenarnya juga meningkat, namun tak mampu menutup beban usaha. Penjualan tenaga listrik di 3 bulan pertama 2020 mencapai Rp 70,24 triliun, sementara di periode yang sama tahun lalu Rp 66,84 triliun.
ADVERTISEMENT
Pendapatan dari penyambungan pelanggan bertambah menjadi Rp 1,83 triliun dari sebelumnya Rp 1,607 triliun. Begitu juga pendapatan lain-lain sebesar Rp 622,61 miliar yang lebih baik dibanding Rp 463,32 miliar pada kuartal I 2019 lalu.
Subsidi listrik yang diperoleh dari pemerintah pun naik dari Rp 11,52 triliun pada kuartal I 2019 menjadi Rp 12,89 triliun di Januari-Maret 2020.
Sebenarnya PLN masih meraup laba usaha setelah subsidi sebesar Rp 6,8 triliun. Tapi selain rugi kurs sebesar Rp 51,97 triliun, PLN juga menanggung beban pajak Rp 15,045 triliun pada 3 bulan pertama tahun ini. Dari situ lah tercatat kerugian Rp 38,88 triliun.