PLTGU Jawa-1 Power Jadi Pembangkit Kombinasi Terbesar di Asia Tenggara

23 September 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memeriksa unit pembangkit listrik PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memeriksa unit pembangkit listrik PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 merupakan PLTGU terbesar di Asia Tenggara. PLTGU ini merupakan milik konsorsium Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Marubeni, dan Sojitz.
ADVERTISEMENT
Rudy Smith selaku General Manager PLTGU Jawa-1 mengungkap salah satu keunikan dari PLTGU ini adalah pengoperasian menggunakan kombinasi turbin gas dan steam turbin.
“Jadi gas setelah sampai di pembangkit, kami pakai untuk mengoperasikan gas turbin. Gas turbin ini karena gas bekasnya temperaturnya masih tinggi kami pakai untuk membangkitkan uap. Uap tersebut kemudian dipakai untuk menggerakkan steam turbin,” katanya dalam penjelasan saat ditemui di PLTGU Jawa-1 Karawang, Jawa Barat pada Minggu (22/9).
Kapasitas produksi energi yang dapat dihasilkan dari PLTGU Jawa-1 Power sendiri adalah 1760 MW yang berasal dari dua pembangkit berkapasitas masing-masing 880 MW. Energi tersebut nantinya disalurkan lewat jaringan listrik 500 kV yang sudah dibangun dan kini dikelola Perusahaan Listrik Negara (PLN).
ADVERTISEMENT
“Pada saat konstruksi, Jawa-1 Power juga membangun transmisi 500 kV sejauh 52 km, setelah kami memasuki tahapan Commercial Operation (COD) fasilitas transmisi ini harus kami transfer kepemilikannya ke PLN Itu berdasarkan persyaratan yang ada di Power Purchase Agreement atau kita sebut kontrak jual beli tenaga listrik antara Jawa-1 Power dengan PLN,” lanjutnya.
Kawasan PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sebelumnya, PLTGU Jawa-1 Power telah memasuki tahapan Commercial Operation Date pada 29 Maret 2029. Berdasarkan kontrak yang ada, nantinya seluruh fasilitas PLTGU Jawa-1 Power akan dialihkan kepemilikan asetnya ke PLN setelah 25 tahun.
“Target ke depan Jawa-1 Power mempunyai kontrak 25 tahun dengan PLN untuk mendukung keperluan PLN. Setelah masa kontrak itu selesai maka semua fasilitas yang kami punyai saat ini akan dipindah tangankan kepemilikannya menjadi milik PLN. Kenapa begitu? Itu memang bagian yang sudah ditandatangani oleh kedua pihak,” terang Rudy.
ADVERTISEMENT
Suplai Jawa-Bali dari Lokasi Strategis
Rudy juga menjelaskan PLTGU Jawa-1 Power menyuplai kebutuhan listrik di Jawa-Bali. Lokasi PLTGU Jawa-1 Power juga dinilai strategis karena berada di Karawang yang disebut Rudy sebagai beban listrik terbesar di Jawa-Bali.
“Itu sistem grid Jawa-Bali dari ujung mulai dari Banyuwangi sampai ke arah Banten, ke arah Anyer. Keberadaan PLTGU Jawa-1 Power itu sangat strategis. Kenapa? Karena lokasi kami ada di pusat beban Jawa-Bali. Pusat beban Jawa-Bali berada di daerah Bekasi, Karawang kenapa? Karena banyak sekali industri yang lokasinya ada di daerah sini,” jelasnya.
Untuk Liquid Natural Gas (LNG) yang digunakan pada PLTGU Jawa-1 Power sendiri berasal dari Blok LNG Tanggung yang terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat. Mekanisme teknis penyaluran LNG tersebut dilakukan dengan transfer Ship to Ship ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa-1 yang kemudian disalurkan melalui pipa ke pembangkit untuk proses regasifikasi.
ADVERTISEMENT
“STS, Ship to Ship, jadi pemindahannya ada di tengah laut. Transfer dari kapal yang bawa LNG,” kata Ahmad Sholihin, Maintenance Manager PLTGU Jawa-1 Power.