PLTP Muara Laboh Unit 2 Dapat Pendanaan, Beroperasi 2027

5 Mei 2025 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

 Foto: ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Foto: ANTARA
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap pendanaan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 di Sumatera Barat sudah didapatkan dan mencapai financial close yang dihimpun oleh Asia Zero Emission Community (AZEC). Proyek PLTP tersebut secara keseluruhan memiliki nilai proyek hampir USD 500 juta.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan financial close dari proyek tersebut sudah ditandatangani oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dengan PT Supreme Energy Muara Laboh.
“Ini showcase-nya yang sudah jalan adalah PLTP Muara Laboh di Solok, Sumatera Barat dengan financial close, ini 88 megawatt (MW) proyek dengan nilai proyek mendekati USD 500 juta,” kata Airlangga dalam konferensi pers bersama Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Senin (5/5).
Untuk Commissioning on Date (COD) PLTP Muara Laboh Unit 2 akan dilakukan pada tahun 2027. Selain untuk PLTP Muara Laboh Unit 2, AZEC juga akan melakukan pendanaan yang meliputi beberapa proyek lainnya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menjawab pertanyaan wartawan saat di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/2). Foto: Ghifari/kumparan
“Dan beberapa lagi proyek yang sudah masuk dalam kategori satu yaitu Legok Nangka Waste To Energy, kemudian Sustainable Aviation Fuel, dan PLTP Sarulla. Juga termasuk dalam yang akan dibiayai yaitu Transmission Line dari Jawa-Sumatera,” ujar Airlangga.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani menjelaskan PLTP Muara Laboh nantinya memiliki total kapasitas 220 MW. Proyek ini dibagi ke dalam 3 unit yakni 80 MW pertama, 80 MW kedua, dan 60 MW ketiga.
“Jadi yang sudah dibangun 80 MW. Nah selanjutnya 80 MW kedua sama 60 MW ketiga. Jadi, yang 80 MW kedua itu COD tadi saya sebutkan 2027. Tapi yang ketiga itu nanti 60 MW-nya 2033,” ujar Eniya.