PLTU Baru Berkapasitas 3,2 GW Beroperasi di 2025

2 Juni 2025 13:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
PLTU Baru Berkapasitas 3,2 GW Beroperasi di 2025
Kementerian ESDM sebut ada PLTU baru berkapasitas 3,2 GW bakal beroperasi di tahun 2025.
kumparanBISNIS
Ilustrasi PLTU. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLTU. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara di Indonesia akan bertambah kapasitas hingga 3,2 gigawatt (GW) di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut merupakan penambahan kapasitas PLTU terbesar dalam setahun hingga 1 dekade ke depan alias tahun 2034, tercantum dalam dokumen Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, mengatakan total akan ada penambahan 16,6 GW pembangkit fosil hingga tahun 2034, terdiri dari PLTU sebesar 6,3 GW dan pembangkit berbasis gas 10,3 GW.
Jisman menyebutkan sebagian besar PLTU baru dari peta jalan tersebut akan beroperasi (commercial operation date/CoD) di tahun ini, sebab mengikuti perencanaan dalam RUPTL sebelumnya.
"Sebagian besar sebenarnya batu bara ini sudah CoD di 2025 ini, sekitar 3,2 GW sudah CoD, dan sebagian besar sudah konstruksi, itu melanjutkan apa yang kita rencanakan di RUPTL sebelumnya," jelasnya saat Diseminasi RUKN dan RUPTL 2025-2034, Senin (2/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Jisman, pemerintah melihat Indonesia masih membutuhkan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit, karena melimpahnya sumber daya fosil tersebut di dalam negeri.
"PLTU batu bara itu bukan barang haram, kemudian batu bara banyak dihasilkan di Indonesia, bahkan kita ekspor. Jadi yang perlu kita perhatikan adalah emisinya tidak berdampak kepada masyarakat dan global," tegasnya.
Ditemui setelah acara, Jisman tidak menjelaskan secara rinci nama PLTU yang sudah dalam antrean CoD di tahun ini. Dia hanya menyebutkan ada beberapa kontrak Power Purchase Agreement (PPA) yang sudah diteken, baik itu oleh PT PLN (Persero) maupun pembangkit swasta (Independent Power Producer/IPP).
"Ada yang IPP, ada PLN juga. Jadi banyak pembangkitnya ya. Tapi totalnya sekitar 3,2 GW tahun ini 2025 itu akan CoD, dan sebagian sudah CoD," jelas Jisman.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu saat ditemui di kantornya, Senin (2/6/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia masih tetap membutuhkan bahan bakar fosil karena energinya lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Di Eropa saja masih pakai batu bara kok, di Turki masih banyak pakai batu bara. Kita aja yang terlalu kekinian. Tapi ya sudah enggak apa-apa, ini dalam rangka menjaga bumi kita, yang penting subsidi ke negara jangan banyak-banyak aja," tegasnya saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5).
Dalam dokumen RUPTL terbaru, rencananya PLTU batu bara akan bertambah 3,2 GW pada tahun 2025, kemudian pada 2029 sebesar 0,2 GW. Penambahan PLTU batu bara kembali terjadi pada tahun 2032 sebesar 1,4 GW, dan terakhir pada tahun 2033 sebesar 0,8 GW.
Bahlil mengatakan, penambahan kapasitas PLTU pada tahun 2025 masih terbilang besar karena banyak pembangkit yang sudah dalam tahap pembangunan dan segera beroperasi (commercial operating date/COD).
ADVERTISEMENT
Bahlil menegaskan Indonesia memerlukan listrik yang andal dan murah, sehingga peran pembangkit fosil masih sangat vital. Dia juga meminta agar masyarakat tidak melihat batu bara sebagai barang haram.
"Jangan dipersepsikan seolah-olah batu bara itu haram. Jadi mau ditambah pun enggak apa-apa kalau memang itu negara butuhkan. Eropa juga masih sebagian pakai batu bara. Kenapa harus dibuat dikotomi? Kita akan menyesuaikan dengan kebutuhan kita," tutur Bahlil.