Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
PLTU Mau Pensiun Dini, Pengusaha Bakal Pangkas Produksi Batu Bara?
11 Oktober 2022 10:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Masa operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan mulai dihentikan atau dilakukan pensiun dini (early retirement) usai terbitnya Perpres No 112 Tahun 2022. Upaya ini untuk mendukung peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen melarang pembangunan PLTU baru yang tidak memenuhi syarat dalam beleid tersebut, salah satunya yang tidak tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebelum berlakunya Perpres.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menjelaskan, larangan pembangunan PLTU baru dan pensiun dini PLTU bersifat jangka panjang dan tidak akan berdampak pada produksi dalam waktu dekat.
"Sejauh ini belum ada rencana perusahaan untuk memangkas produksi, bahkan target produksi pemerintah tahun depan juga kemungkinan masih tinggi," ungkapnya saat dihubungi kumparan, Selasa (11/10).
ADVERTISEMENT
Devisa dari Batu Bara
Hendra juga menyinggung kebijakan tersebut memiliki pengecualian atau syarat tertentu, sehingga tidak semua PLTU akan dihentikan. Setidaknya hingga tahun 2050 mendatang.
Dia pun meyakini pemerintah sudah mempertimbangkan segala aspek, termasuk kebutuhan batu bara di dalam negeri memang tidak hanya untuk sektor ketenagalistrikan saja, melainkan dipasok untuk industri lain seperti semen dan pupuk.
"Devisa ekspor dan penerimaan negara dari batu bara juga penting. Kebutuhan batu bara domestik untuk nonkelistrikan tidak diatur dalam perpres dan terus meningkat," imbuhnya.
Hendra menegaskan, target produksi yang biasanya tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan batu bara diproyeksi masih tinggi.
"Larangan ini efektif jangka panjang, jadi tentu dalam waktu dekat target produksi diperkirakan masih akan tinggi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT