PLTU Ombilin Pakai Limbah untuk Gantikan Batu Bara, Warga Dapat Uang Tambahan

2 September 2024 16:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses penyediaan sawdust oleh masyarakat yang nantinya digunakan untuk energi primer pengganti batu bara di PLTU Ombilin. Foto: PLN IP
zoom-in-whitePerbesar
Proses penyediaan sawdust oleh masyarakat yang nantinya digunakan untuk energi primer pengganti batu bara di PLTU Ombilin. Foto: PLN IP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PLN Indonesia Power (PLN IP) terus genjot penggunaan biomass di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui program cofiring. Kali ini di PLTU Ombilin, Sumatera Barat, limbah serbuk kayu atau sawdust dimanfaatkan sebagai alternatif untuk campuran batu bara.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai green booster dalam akselerasi transisi energi di Tanah Air, hal ini pun berdampak ganda yaitu meningkatkan perekonomian warga.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan ujicoba cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sejak Mei tahun 2023. Ini merupakan komitmen PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia.
"Penggunaan biomassa di unit pembangkit PLN IP ini akan turut menurunkan emisi yang berasal dari sektor ketenagalistrikan, hal ini merupakan dukungan korporasi sebagai key player sektor hulu kelistrikan kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," kata Edwin.
Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWh) untuk menopang kelistrikan di wilayah Sumatera Bagian Tengah.
ADVERTISEMENT
"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5 persen untuk tahun 2024 hingga 2025," tuturnya.
Petani menanam bibit singkong di tanah yang telah dipupuk menggunakan limbah abu batu bara dari PLTU Ombilin di Desa Sijantang Koto, Sawahlunto, Sumatera Barat. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Selain menggunakan limbah serbuk kayu atau sawdust, sumber lain yang digunakan untuk biomass cofiring berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, gamal dan lamtoro.
Pada sisi lain, Edwin menjelaskan bahwa dalam proses penyediaan sawdust PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan, dimana masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust. Dengan begitu, program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon dan transisi energi, namun juga meningkatkan perkonomian masyarakat secara langsung.
"Program ujicoba cofiring ini memberikan banyak manfaat, dari sisi korporasi maupun juga dari sisi masyarakat. Program ini turut meningkatkan penghasilan bagi masyarakat dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," ujar Edwin.
ADVERTISEMENT
Idris, salah seorang masyarakat Desa Tanjung Kalieng, Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung mengatakan dengan adanya pemanfaatan serbuk kayu menjadi menjadi sawdust melalui program cofiring memberikan beragam keuntungan. Biasanya serbuk kayu tersebut hanya menjadi limbah, tetapi kini sampah tersebut memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat memiliki penghasilan tambahan.
“Dengan adanya program ujicoba cofiring dari PLTU Ombilin ini sangat menguntungkan bagi kami selaku masyarakat, selain tidak lagi menjadi tumpukan limbah yang menggunung dan pemanfaatan limbah ini juga dapat mengurangi potensi polusi, dimana dulunya kami mempunyai kebiasaan melakukan pembakaran untuk mengurangi tumpukan di sawmill, kami dapat menjualnya sebagai tambahan penghasilan bagi anggota kelompok yang bekerja disini," tutup Idris.