Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Foto udara progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1637105640/rcsabvghzsgkyv8tivsx.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
PLTU MT Sumsel-8 yang merupakan bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW berlokasi di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Dikenal juga dengan nama PLTU Tanjung Lalang, pembangkit ini dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) yang merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu, mengatakan kelistrikan di Sumatera akan semakin andal dengan adanya PLTU MT Sumsel 8.
"Kebutuhan listrik di Sumatera terus meningkat. Dengan demikian PLTU MT Sumsel 8 ini memiliki peran penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut," ujar Jisman melalui keterangan resmi, Kamis (2/11).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail, berharap agar PLTU Tanjung Lalang dapat membawa manfaat bagi ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
PLTU MT Sumsel-8 menyuplai listrik ke PLN untuk kepentingan umum dalam Sistem Kelistrikan Sumatera dan membutuhkan batu bara hingga 5,4 juta ton per tahun. Nilai investasi proyek PLTU MT Sumsel 8 mencapai USD 1,68 miliar.
"Kami berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, serta menciptakan multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan," kata Arsal.
Arsal menjelaskan bahwa PLTU Tanjung Lalang menggunakan teknologi supercritical yang efisien dan ramah lingkungan.
"Selain itu, PLTU Tanjung Lalang juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara," ujar Arsal.
ADVERTISEMENT
Proyek PLTU Sumsel 8 ini mengalami kemunduran target operasi komersial. Direktur Utama Holding Pertambangan BUMN, Hendi Prio Santoso, menjelaskan alasannya proyek ini mundur dari target di akhir kuartal I 2022 karena pembangunan transmisi 500 kilovolt (Kv) untuk menyerap listrik dari PLTU tersebut.
"Namun kami terinfo bahwa PLN masih terkendala karena jaringan tegangan tinggi yang sedang dibangun masih belum bisa selesai sesuai rencana waktunya," jelasnya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Senin (6/2).