Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
PMI Manufaktur RI di Februari 2025 Lampaui AS, Pasar Domestik Masih Jadi Andalan
3 Maret 2025 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan ini, PMI manufaktur RI pada Februari 2025 mampu melampaui PMI manufaktur Amerika Serikat (51,6), Taiwan (51,5), Filipina (51,0), China (50,8), Thailand (50,6), Malaysia (49,7), Vietnam (49,2), Jepang (48,9), Myanmar (48,5), Jerman (46,1), dan Inggris (46,4).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, kinerja industri manufaktur didorong oleh tingginya produktivitas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang meningkat.
“Pasar domestik masih menjadi andalan, harus dipastikan gempuran impor bisa dihilangkan, dengan diterbitkan kebijakan safeguard, lartas, dan lain-lain untuk melindungi pasar dalam negeri,” ucap Agus Gumiwang dalam keterangan resminya, Senin (3/3).
Meski di tengah menghadapi berbagai dinamika politik dan ekonomi global. Menperin Agus yakin industri manufaktur nasional tetap menunjukkan kepercayaan yang tinggi dalam menjalankan usahanya.
ADVERTISEMENT
Hal ini turut mencerminkan kondisi iklim usaha di Indonesia yang kondusif karena adanya beberapa regulasi pemerintah yang mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing bagi sektor industri.
Menurut dia, yang terpenting pelaksanaan kebijakan tata kelola importasi yang benar untuk melindungi industri dalam negeri. Hal ini terlihat optimisme dari pengusaha tekstil karena sudah disepakatinya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) baru terkait pengendalian impor atas tekstil dan produk tekstil.
“Tentunya kebijakan ini akan menciptakan fair play di pasar domestik terhadap barang-barang impor yang diduga melakukan praktik dumping. Tentunya optimisme ini akan berlanjut apabila hal yang sama diberlakukan juga kepada komoditi-komoditi hilir lainnya yang langsung dikonsumsi masyarakat,” ungkap Agus.
Agus mengaku, industri manufaktur masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusinya terhadap PDB merupakan yang terbesar.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin, PMI manufaktur Indonesia bisa lebih tinggi lagi apabila didukung dengan kebijakan yang strategis seperti merevisi kebijakan relaksasi impor untuk 7 subsektor industri," kata Agus.
Dilanjutkannya, fase ekspansi PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Februari ini merupakan titik tertinggi sejak 11 bulan terakhir. Level ekspansi ini juga sejalan dengan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang tercatat ada di level 53,15.
Posisi itu meningkat 0,05 poin dibandingkan Januari 2025 atau meningkat 0,59 poin dibandingkan dengan Februari tahun lalu.
"Dengan adanya berbagai upaya strategis dan inovasi dari para pelaku industri, serta dukungan berkelanjutan dari pemerintah, kami optimistis sektor industri manufaktur dapat kembali bangkit dan mencatat pertumbuhan positif sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Agus juga mengapresiasi terhadap keberlanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri, yang telah menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto.
Guna memacu pertumbuhan sektor industri manufaktur, Menperin Agus mendukung pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Sebab, akan mendukung proyek-proyek strategis yang berkelanjutan, termasuk dalam pengembangan industri manufaktur.
Dia berharap investasi Danantara bisa dialokasikan untuk melengkapi pohon industri yang saat ini belum terisi seluruhnya.
“Danantara akan berpengaruh terhadap kemajuan industri manufaktur di Indonesia, dengan fokus pada sejumlah kebijakan vital, di antaranya hilirisasi, transformasi digital, dan industri hijau,” ujarnya.
Soal PMI manufaktur Maret 2025, Agus optimistis akan berada dalam fase ekspansi. Hal ini karena adanya peningkatan produksi dan aktivitas pembelian selama bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT