Polemik SGIE, Ekonom: yang Penting Penguatan Ekonomi Syariah, Bukan Singkatan

25 Desember 2023 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, memandang pengetahuan tentang kepanjangan dari SGIE atau state of the Global Islamic Economy bukan sesuatu hal yang wajib. Menurutnya, strategi penguatan ekonomi syariah di Indonesia lebih patut diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Faisal menyoroti, SGIE hanya sebuah laporan pemeringkatan negara berdasarkan sisi ekonomi syariah yang dirilis sebuah organisasi, menurutnya hal itu tidak harus diketahui semua pemimpin.
“SGIE memang singkatan yang tidak banyak orang tahu, ekonom pun banyak yang tidak hafal singkatan itu, tapi yang penting bukan hafal singkatannya, tapi paham esensi dan permasalahan serta jalan keluarnya. Itu yang penting bagi seorang pemimpin, tidak mesti harus tahu semua singkatan teknis,” kata Faisal kepada kumparan pada Senin (25/12).
Justru menurut Faisal, duduknya Indonesia sebagai negara peringkat keempat dalam SGIE, seharusnya menjadi pendorong bagi pemimpin selanjutnya untuk memikirkan kemajuan ekonomi syariah Indonesia.
Faisal bilang, harus ada beberapa hal yang dibenahi dalam hal ini untuk dapat disandingkan dengan Malaysia yang memiliki ekonomi syariah cemerlang.
ADVERTISEMENT
“Nah jadi kalau Indonesia nomor empat berarti ada banyak hal yang perlu di improve lagi, misalnya kita kuatnya di industri makanan dan minuman halal dan lain-lain, seperti misalnya media halal, pariwisata halal, lalu juga industri keuangan syariah itu juga masih agak tertinggal di jauh dibandingkan Malaysia memang sangat manis sekali industri itu keuangan syariahnya,” jelas Faisal.
Faisal melihat, Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, sudah semestinya memiliki ekonomi syariah yang lebih maju dibandingkan dengan negara lain.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Karena paling banyak dan pengetahuan tentang halal mestinya lebih pakem, lebih kuat di Indonesia, dan itu terbukti dari sertifikasi halal Indonesia lebih ketat dibandingkan dengan Malaysia dan juga dibandingkan dengan negara muslim yang lain,” terang Faisal.
ADVERTISEMENT
“Jadi yang penting adalah itu, tidak perlu menyebut singkatan itu hanya organisasi saja, pemeringkatan, jadi menurut saya singkatan itu tidak pantas untuk ditanyakan kepada di tataran debat cawapres, karena ini bukan cerdas cermat tingkat SD, SMP (ataupun) SMA,” tutup Faisal.
Istilah SGIE menjadi perbincangan setelah Cawapres Gibran Rakabuming Raka mencecar Muhaimin Iskandar dengan pertanyaan mengenai strategi untuk menaikkan peringkat Indonesia dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE).
"Karena Gus Imin ini adalah ketua umum PKB, saya yakin Gus Imin paham untuk masalah ini, bagaimana langkah Gus imin untuk menaikkan Indonesia di SGIE?" tanya Gibran ke Cak Imin dalam debat Pilpres 2024, Jumat (22/12).
Imin mengaku kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkan cawapres nomor urut 2 itu. "Terus terang saya tidak paham SGIE itu apa?" ungkapnya.
ADVERTISEMENT