Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Polemik TikTok Shop, Menkop Teten Sebut Omzet Pedagang Pasar Tanah Abang Anjlok
20 September 2023 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Munculnya platform TikTok Shop di Indonesia nyatanya merugikan UMKM Indonesia. Para pedagang di Pasar Tanah Abang menjerit karena redupnya aktivitas jual beli. Bahkan, ada beberapa yang terpaksa menutup kiosnya.
ADVERTISEMENT
Kemarin, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melakukan blusukan ke pasar Tanah Abang Blok A. Kondisi pasar terpantau sangat ramai ketika Menkop UKM itu datang. Mereka berteriak mengeluhkan sepinya dagangan.
Teten juga sempat menyambangi pedagang yang tengah menjajakan baju secara online melalui fitur live di TikTok.
"Saya sudah keliling, saya juga sudah tanya. Mereka mengeluhkan penurunan omzet rata-rata di atas 50 persen," kata Teten di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9).
Teten memproyeksi penurunan omzet dapat terjadi permanen. Pasalnya, para pedagang tak dapat bersaing dengan para artis atau influencer yang menjual dagangan secara online melalui TikTok.
"Memang banyaklah atau public figur di kalangan artis yang punya follower banyak mempromosikan produk dari luar," kata Teten.
ADVERTISEMENT
Pemerintah memang tengah menyusun kebijakan untuk membantu UMKM di tengah maraknya digitalisasi. Hal ini nantinya akan tertuang dalam Revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020.
Salah satu yang akan diatur adalah media sosial dilarang berbisnis e-commerce di Indonesia. Teten membandingkan di Tiongkok, TikTok di media sosial dipisah dengan e-commerce. Sedangkan di Indonesia, bisnis media sosial dan commerce masih digabung.
“Di Tiongkok dipisah antara TikTok medsos-nya dan TikTok Shop. Di Indonesia dibolehkan, yang bodoh siapa itu loh. Apalagi di sini hanya kantor perwakilan, ada Permendag mengatur enggak boleh dagang langsung,” kata Teten beberapa waktu lalu.
Teten mengungkapkan, 56 persen e-commerce di Indonesia sudah dikuasai asing. Sedangkan 44 persen dikuasai oleh sektor domestik. Bahkan, pedagang di Tanah Abang sudah mengeluh bahwa produknya tidak bisa bersaing.
ADVERTISEMENT
“Dalam waktu 10 tahun di China 2012-2022 ekonomi digital meningkat 5 kali lipat. Di sana menyumbang 41,5 persen GDP dan 90 persen domestik asingnya 10 persen. Kalau kita tidak mengatur siapa yang bodoh, jadi bukan saya mau melarang tiktok,” tutur Teten.
Teten mengaku sudah memanggil pihak TikTok Indonesia, tetapi mereka tidak memberikan data pedagang. Padahal, menurut Teten, mereka lebih tahu siapa yang jualan di platform TikTok tersebut.
“Jangan karena online, Pasar Tanah Abang mati, karena online produk asing masuk produk lokal terbunuh. Itu kan tidak mengatur dengan benar,” ujar Teten.
Dengan pemisahan medsos dan e-commerce TikTok, ada 64,2 juta pelaku UMKM yang dilindungi. Teten mengungkapkan, Presiden Jokowi ingin memiliki kebijakan nasional mengenai ekonomi digital.
ADVERTISEMENT
“Karena itu kemarin sudah dilakukan rapat koordinasi Setneg dipimpin langsung oleh Mensesneg kita sepakati dibentuk satgas transformasi digital. Dalam waktu dekat saya dengan Menteri Investasi, Menteri Perdagangan akan bertemu untuk merumuskan usulan-usulan kita,” terang Teten.