Populer: 24 Pinjol Ilegal di 1 Ruko; Utang RI dari China Resmi dan Terselubung

16 Oktober 2021 6:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengamankan puluhan karyawan usai penggerebekan kantor jasa pinjaman online (Pinjol) oleh Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya di Cipondoh, Tangerang, Banten, Kamis (14/10/2021). Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengamankan puluhan karyawan usai penggerebekan kantor jasa pinjaman online (Pinjol) oleh Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya di Cipondoh, Tangerang, Banten, Kamis (14/10/2021). Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penggerebekan kantor 24 aplikasi pinjaman online (pinjol) ilegal dalam satu ruko menjadi berita populer. Banyaknya utang Indonesia dari China antara yang resmi dan terselubung terkuak akhir-akhir ini juga menjadi berita paling banyak dibaca.
ADVERTISEMENT
Dalam penggerebekan itu, puluhan pegawai aplikasi pinjol ilegal yang diamankan. Tak hanya di Yogyakarta, penggerebekan juga dilakukan di Tangerang.
Sedangkan dalam kasus utang Indonesia ke China, ada perbedaan angka signifikan antara laporan resmi pemerintah dan lembaga riset dari Amerika Serikat. Berikut kumparan rangkum, Sabtu (16/10).

Ruko di Yogyakarta Jadi Sarang 24 Pinjol Ilegal

Siapa sangka satu ruko di salah satu kota yang paling tenar dengan suasana tenang menjadi sarang berkumpulnya 24 aplikasi pinjol ilegal? Ya, Polda Jabar berhasil menggerebek aksi ilegal 83 orang yang sehari-hari menjadi debt collector palsu.
Berdasarkan informasi yang diterima kumparan, semua terduga pelaku telah diamankan dari Yogyakarta ke Polda Jabar, Bandung, sekitar pukul 12.30 WIB, Jumat (15/10). Mereka ditangkap bersama dengan diamankannya barang bukti, seperti CPU komputer dan gawai lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, alasan penangkapan ini datang dari laporan salah satu korban teror yang berinisial TM. Pelapor bercerita bahwa ia masih menerima intimidasi dari debt collector pinjol ilegal ini, bahkan ketika sedang terbaring di rumah sakit.
Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI, Sekar Putih Djarot, menegaskan ke-24 aplikasi atau situs pinjol terkait tidak ada yang terdaftar di OJK.

Perbandingan Utang RI dari China Antara yang Resmi dan Terselubung

Berdasarkan laporan lembaga riset asal Amerika, Aiddata, aliran uang yang disebut sebagai utang terselubung Indonesia dari China telah diterima sejak lama, yakni pada rentang periode 2000-2017.
Mata uang China Yuan Foto: Reuters/Thomas White
Hal ini ditemukan dalam riset bertajuk “Banking on the Belt and Road: Insights from a new global dataset of 13,427 Chinese Development Projects” yang baru saja rilis pada September 2021. Menelusuri data yang ada di dalamnya, Indonesia tercantum dalam daftar 25 negara penerima utang terselubung dengan nominal terbesar.
ADVERTISEMENT
Dari riset sementara, total utang terselubung yang Indonesia terima dari China mencapai USD 34,38 miliar atau setara dengan Rp 488,9 triliun. Jumlah ini hampir 18 persen dari total belanja APBN 2021, yakni Rp 2,750 triliun.
Jumlah utang terselubung ini dikaji melalui dua skema, yaitu Official Development Assistance (ODA) dan Other Official Flows (OOF). Berikut kumparan rangkum perbandingannya.
Angka yang dirilis Aiddata itu, jauh melampaui yang dirilis resmi Bank Indonesia (BI) dalam Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI). Mengutip data terbaru BI yang dirilis September 2021, utang luar negeri Indonesia per akhir Juli 2021 sebesar USD 415,7 miliar atau sekitar Rp 5.944 triliun. Utang tersebut tumbuh 1,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, China merupakan pemberi pinjaman (kreditur) terbesar ke-4 setelah Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Utang Indonesia dari China yang tercatat di BI, sebesar USD 21,12 miliar atau setara Rp 300,3 triliun.
Dalam laporan ini, Bank Indonesia mendefinisikan utang luar negeri sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi, kepada bukan penduduk (nonresident). Konsep terminologi utang luar negeri mengacu pada IMF's External Debt Statistics: Guide for Compilers and Users (2003), serta beberapa ketentuan Pemerintah Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia.