Populer: 60 Perusahaan Siap Impor 2 Juta Sapi; Prabowo Bikin 100 GW Pembangkit

13 November 2024 6:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut ada 60 perusahaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan sapi impor sapi perah menjadi berita yang populer dibaca
ADVERTISEMENT
Kabar lainnya yang ramai dibaca publik yaitu Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 100 gigawatt pembangkit listrik baru. Berikut rangkuman berita populer kumparanBISNIS, Selasa (13/11).
60 Perusahaan Siap Impor 2 Juta Sapi
Proses pengolahan susu sapi lokal. Foto: Dok. Frisian Flag Indonesia
Sudaryono mengatakan, 60 perusahaan tersebut nantinya akan mendatangkan sapi perah hidup. Untuk mendatangkan sapi perah dari luar negeri, Nantinya perusahaan swasta, koperasi, dan peternak akan saling bekerja sama.
“Karena kan mendatangkan sapi itu kan juga enggak serta-merta. Sebagian juga kan akan dikelola oleh koperasi atau peternak susu mereka yang kelola,” katanya.
Sudaryono menjelaskan alasannya mendatangkan sapi perah impor hidup agar produksi susu bisa mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Saat ini, proses penandatanganan sapi sudah dalam proses perizinan. Selain itu, Kementan juga sedang melakukan pencocokan dengan kelompok peternak yang ada.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan lahan, Kementan juga berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN), pihak swasta yang memiliki Hak Guna Usaha (HGU) maupun dengan masyarakat.
Saat ini sapi yang akan masuk berjumlah 2 juta ekor untuk mendukung peningkatan produksi susu. Sudaryono mengatakan saat ini produksi susu lokal hanya mampu menopang 20 persen kebutuhan nasional. Sedangkan sisanya dari impor.
Dengan adanya investasi sapi perah tersebut, Sudaryono menargetkan produksi susu lokal bisa memasok lebih dari 50 persen kebutuhan susu nasional.
“Kita mau enggak mau harus kurang-kurangin impor. Dengan 2 juta ekor ini jadi berapa persen per porsi dalam negeri dari 20 persen bisa jadi kita bisa ini, bisa mandiri. Minimal di atas 50 persen kebutuhan susu domestik kita bisa,” kata dia
ADVERTISEMENT
Prabowo Bikin 100 GW Pembangkit
Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Presiden United States Indonesia Society (Usindo) David Merrill (kanan) mengikuti pertemuan dengan anggota Usindo di Washington DC, Amerika Serikat, Senin (11/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ketua Delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB/Conference of the Parties (COP) ke-29, Hashim S Djojohadikusumo, mengatakan investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini USD 235 miliar atau setara Rp 3.709 triliun (kurs Rp 15.785).
"Pemerintah Indonesia sudah menetapkan suatu program investasi besar sekali. Ini selama 15 tahun ke depan sampai 2040, investasi sebesar 235 miliar dolar," kata Hashim usai meresmikan Paviliun Indonesia di lokasi penyelenggaraan COP29 di Baku Olympic Stadium, Azerbaijan, dikutip dari Antara, Selasa (12/11).
Investasi tersebut untuk membangun tambahan daya listrik sampai 100 lebih gigawatt yang terdiri dari 75 persen, dari energi baru dan terbarukan terdiri dari energi panas bumi, tenaga air, hingga nuklir.
ADVERTISEMENT
"Kita akan bangun pusat tenaga nuklir, dan semuanya ini akan nanti dilaksanakan dalam 15 tahun. Jadi ini suatu program yang masif sekali yang pemerintah sudah menetapkan," tambah dia.
Tak hanya itu, ada juga komitmen untuk program-program baru seperti penangkapan dan penyimpanan karbon. Hashim mengatakan, banyak perusahaan multinasional telah menyertakan rencana untuk berinvestasi dalam penyimpanan karbon.
"Pendanaan tidak hanya akan dari anggaran negara, karena kita semua tahu anggaran negara cukup terbatas. Kami akan mengundang pihak yang berkepentingan," katanya.
Menurut Hashim, Indonesia punya potensi untuk menjadi suatu super power carbon storage, karena tidak semua negara punya potensi seperti Indonesia.
"Kita punya lapisan-lapisan di bawah tanah yang bisa menampung karbon secara masif, saya dengar dari pemerintah potensi Indonesia 500 gigaton, jadi Indonesia punya potensi luar biasa, kita bisa dapat kerja sama dengan mitra-mitra di luar negeri," ujanya.
ADVERTISEMENT