news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Populer: Agung Podomoro Jual Central Park; Kelanjutan Susi dan Deddy

12 Desember 2020 6:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mal Central Park, Jakarta. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Mal Central Park, Jakarta. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Berita populer kumparanBisnis diawali PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), perusahaan properti terkemuka yang juga pemilik Central Park Mall di Jakarta Barat, menjual kepemilikan sebagian mal tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Deddy Corbuzier bertemu eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menjadi berita paling banyak dibaca. Sebelumnya, Susi dalam akun twitternya menyindir Deddy dalam agar melakukan riset terlebih dulu sebelum wawancara dengan narasumber.
Berikut kumparan merangkum berita populer, Jumat (11/12):

Agung Podomoro Jual Sebagian Central Park Mall, Karena Sepi di Masa Pandemi?

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), perusahaan properti terkemuka yang juga pemilik Central Park Mall di Jakarta Barat, menjual kepemilikan sebagian mal tersebut. Bukan hanya itu, APLN juga menjual aset tanah mereka di Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya, Direktur Proyek dan Operasional Agung Podomoro Land, Paul Christian Ariyanto, mengatakan kondisi pandemi COVID-19 telah berdampak ke bisnis mal dan hotel milik perseroan. Akibat kondisi tersebut, target marketing tahun ini harus dipangkas.
ADVERTISEMENT
"Dampak terutama pada penjualan. Operasional untuk komersial area di masa-masa awal pandemi Maret sampai Juni (juga terdampak). Target marketing kami awalnya Rp 2-2,5 triliun kini menjadi Rp 1-1,5 triliun," kata Paul saat Public Expose Live 2020, Selasa (25/8).
Tapi terkait aksi korporasi penjualan sebagian Central Park Mall dan aset tanah di Karawang itu, tidak disebut akibat kelesuan bisnis properti yang dikelola Agung Podomoro. Dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), langkah penjualan aset dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana perseroan untuk ekspansi usaha.
Dalam surat yang sama dijelaskan, bagian yang dijual dari Central Park Mall adalah sertifikat hak milik atas satuan rumah susun (SHMSRS) atas sebagian kecil area komersil dalam Central Park Mall. Aset ini dijual ke PT CPM Assets Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan tanah di Karawang, selama ini dimiliki anak usaha Agung Podomoro, yakni PT Buana Makmur Indah, yang 55 persen sahamnya dikuasai APLN. PT Buana Makmur Indah menjual tanah seluas lebih dari 104 hektar ke PT Karawang Tatabina Industrial Estate.
Dalam keterbukaan informasi tersebut, Agung Podomoro tak menjelaskan nilai transaksi. "Transaksi ini bukan merupakan transaksi material. Sebab, nilai transaksi kurang dari 20 persen ekuitas," lanjutnya.
Sementara berdasarkan laporan keuangan Agung Podomoro per September 2020, total ekuitas APLN mencapai Rp 11,03 triliun. Sedangkan ekuitas yang dapat diatribusikan ke entitas induk mencapai Rp 8,22 triliun. Sehingga bila dihitung berdasarkan total ekuitas, nilai kedua transaksi tersebut berkisar Rp 2,2 triliun.
Penampilan Susi Pudjiastuti saat hadiri penganugerahan Bintang Mahaputra di Istana, Jakarta, Rabu (11/11). Foto: Dok. Istimewa
Akhirnya Susi Pudjiastuti dan Deddy Corbuzier Bertemu
ADVERTISEMENT
Deddy Corbuzier akhirnya bertemu dengan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sebelumnya, Susi dalam akun twitternya menyindir Deddy untuk melakukan riset terlebih dulu sebelum wawancara dengan narasumber.
Berikut perkembangan terbaru antara Susi dan Deddy:
Susi Minta Deddy Riset!
Persoalan itu bermula ketika Deddy menghadirkan Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan, Effendi Gazali, sebagai bintang tamu dalam podcast yang diunggah di kanal YouTube Deddy. Pada saat itu mereka membicarakan mengenai benih lobster dan sempat menyebut nama Susi.
Dalam cuitan di akun Twitternya, Deddy memberikan keterangan mengenai podcast-nya dengan Effendi terkait masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang kasus dugaan korupsi yang menjerat Edhy Prabowo.
ADVERTISEMENT
“Masih banyak yang masyarakat tidak tahu tentang korupsi lobster ini. Kita bakal buka di sini,” kata Deddy.
Susi membalas cuitan Deddy tersebut. Ia meminta Deddy supaya terlebih dahulu melakukan riset sebelum berbincang dengan narasumber yang diundang sebagai bintang tamu dalam podcast.
“Sebaiknya baca dan riset sebelum cuap-cuap dengan narasumber,” tulis Susi dalam akun Twitter miliknya, Minggu (6/12).
Deddy Corbuzier Kontak Susi
Tak berselang lama, Deddy Corbuzier akhirnya menelepon Susi. Di akun Twitter-nya, Minggu (6/12) malam, selain mengucapkan terima kasih atas waktu untuk berbincang lewat telepon, Deddy juga menyampaikan permintaan maaf kepada Susi atas ketidaknyamanannya.
"Just done call with @susipudjiastuti thank you much for ur time mam.. And I'm sorry for the inconvenience.. Hope one day we can meet up and talk more. Really appreciate it," tulis Deddy Corbuzier.
ADVERTISEMENT
Susi Pudjiastuti pun mengapresiasi itikad Deddy yang telah menelepon dirinya. "Appreciate your call," tulis Susi.
Deddy Corbuzier di Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (7/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Dimasakin Steak
Pada Kamis (10/12) sore, Deddy memamerkan keakrabannya dengan Susi Pudjiastuti. Melalui akun resminya, Deddy mengaku tengah menunggu dimasakin steak oleh Susi.
“@susipudjiastuti 🤣😅saya nunggu dimasakin Steak. 😀 thank you for the dinner last night!!!!” tulis Deddy.
Sebelumnya, Susi sempat menegur Deddy di twitter. Hal tersebut terkait postingan Deddy yang mempromosikan konten wawancara dengan Effendi Gazali, di akun Youtube.
Dalam wawancara selama sekitar 50 menit itu, Effendi Gazali melontarkan sejumlah kritik terhadap kebijakan Susi Pudjiastuti. Terutama terkait larangan mengekspor benih lobster, yang kemudian diubah oleh menteri berikutnya, Edhy Prabowo.
ADVERTISEMENT
Effendi Gazali menyebut, meski ada larangan ekspor benih lobster di masa Susi, penyelundupan tetap terjadi. Antara lain karena ada kekuatan sindikat dalam bisnis ilegal itu, yang memiliki perputaran uang hingga Rp 10,08 triliun per tahun. Effendi Gazali pun menuding Susi tak pernah melakukan penyergapan penyelundup benih lobster.
Tapi berdasar penelusuran kumparan, mengungkap fakta berbeda dengan apa yang dinyatakan Effendi Gazali.
Tak heran jika Susi Pudjiastuti pun menegur Deddy Corbuzier yang mempromosikan konten wawancara tersebut. "Sebaiknya baca dan riset sebelum cuap-cuap dengan narasumber!" sergah Susi Pudjiastuti, me-reply postingan di akun Twitter Deddy.