Populer: BCA Bakal Blokir Kartu ATM Tanpa Chip; Nama Luhut di Pandora Papers

5 Oktober 2021 6:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Paspor BCA Mastercard Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Paspor BCA Mastercard Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan
ADVERTISEMENT
Berita populer kali ini datang dari BCA, yang memberikan batas akhir bagi nasabahnya buat beralih menggunakan kartu ATM berteknologi chip hingga akhir November 2021. Lewat dari jangka waktu tersebut, ATM tanpa chip otomatis terblokir dan tidak bisa digunakan.
ADVERTISEMENT
Isu lain yang tak kalah ramai dibaca publik, soal nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut dalam Pandora Papers. Berikut rangkumannya:
BCA Bakal Blokir Kartu ATM Tanpa Chip
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/52/DKSP, kartu debit atau kredit non-chip (magnetic stripe) dari semua bank tidak akan bisa digunakan lagi. Sebagai gantinya, nasabah harus menggantinya dengan kartu chip.
Industri perbankan pun, termasuk BCA, dari sekarang sudah mulai mempersiapkan diri memfasilitasi pergantian kartu debit dan kartu ATM non-chip ke teknologi chip bagi nasabahnya, dengan batas akhir penggantian kartu di tanggal 30 November 2021.
Penggantian kartu debit chip ini tidak dikenakan biaya terhadap nasabah. Perubahan bisa dilakukan dengan menghubungi Halo BCA, melalui layanan CS Digital BCA, atau dengan mendatangi kantor cabang terdekat.
ADVERTISEMENT
Soal Nama Luhut Disebut dalam Pandora Papers
Nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan disebut-sebut dalam laporan Pandora Papers. Purnawirawan Jenderal TNI ini disebut terkait dengan Petrocapital S.A, perusahaan asal Panama.
Juru Bicara Kemenko Marves, Jodi Mahardi mengungkapkan, Luhut memang pernah jadi Direktur Utama Petrocapital selama 3 tahun.
"Bapak Luhut menjadi Direktur Utama atau Ketua Perusahaan pada Petrocapital S.A pada tahun 2007 hingga 2010," jelas Jodi dalam keterangannya, Senin (4/10).
Dalam perjalanannya, berbagai kendala dari kondisi geografis hingga kepastian investasi, membuat Luhut mengundurkan diri dari perusahaan. Jodi menegaskan, selama Luhut jadi bos perusahaan tersebut, tak satu pun investasi yang layak bisa dikantongi. Purnawirawan Jenderal TNI itu kemudian memutuskan fokus pada bisnisnya di Indonesia
ADVERTISEMENT