Populer: Beli Pertalite Akan Dibatasi 20 Liter per Hari; Ma’ruf Amin Bicara AI

Petugas melayani pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi

Kabar mengenai uji coba pembatasan pembelian Bahan Bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite di sejumlah daerah menjadi kabar yang paling banyak dibaca sepanjang Rabu (10/5).

Berita lainnya yang juga paling banyak dibaca adalah pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mengungkapkan pemerintah tengah mengkaji penggunaan teknologi buatan atau Artificial Intelligence (AI). Berikut berita populer di kumparanBisnis:

Beli BBM Pertalite Akan Dibatasi, Maksimal 20 Liter per Hari

PT Pertamina (Persero) tengah melakukan uji coba pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertalite di sejumlah daerah. Uji coba subsidi tepat ini mengharuskan pembelian BBM subsidi Pertalite dengan menggunakan QR Code MyPertamina.

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman, mengatakan selama uji coba subsidi tepat setiap masyarakat yang belum mendaftar program Subsidi Tepat MyPertamina akan dibatasi, yakni dengan pembelian BBM maksimal 20 liter atau Rp 200 ribu per hari.

"Jadi dalam masa percobaan subsidi tepat, sambil menunggu revisi Perpres atau regulasi yang mengatur, Pertamina melayani pembelian dengan subsidi tepat barcode. Jika belum daftar, maksimal diberikan 20 liter perhari," kata Saleh saat dihubungi kumparan, Rabu (10/5).

Saleh mengatakan, jumlah 20 liter per hari cukup untuk konsumsi kendaraan pribadi di dalam kota. Namun, jika pengendara ingin bepergian jauh dan memiliki kebutuhan lebih dari kapasitas yang ditentukan, saleh menyarankan agar segera menggunakan barcode.

Saat ini uji coba pembatasan pembelian BBM subsidi Pertalite sudah dilakukan di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB. Ia menyebut uji coba ini akan terus dilakukan hingga kendaraan yang membutuhkan subsidi BBM sudah terdaftar.

Ma'ruf Amin Bicara Penggunaan AI: Manusia Bisa Kena Virus COVID-19, Robot Enggak

Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin di Fekdi 2023, Rabu (10/5). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan pemerintah sedang mengkaji penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam menjalankan pekerjaan. Ia menyebut penggunaan AI sempat diprediksi meningkat saat merebaknya pandemi COVID-19.

"Pada saat pandemi COVID-19 melumpuhkan dunia di awal 2020, beberapa ekonom dan lembaga keuangan memprediksi hilangnya banyak lapangan pekerjaan, kemudian digantikan dengan robot dan mesin," kata Ma'ruf Amin saat acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia atau Fekdi 2023, Rabu (10/5).

"Sebagian premisnya sederhana manusia bisa terkena virus COVID-19, sementara robot tidak," tambahnya.

Ramalan tersebut nyatanya belum terbukti. Manusia masih belum bisa sepenuhnya tergantikan dengan robot. Meski begitu, Ma'ruf Amin berharap, teknologi AI dapat membangkitkan optimisme bagi para tenaga kerja.

Lebih lanjut, Ma'ruf mengungkapkan pemerintah perlu menyiapkan sumber daya manusia dengan baik. Sehingga bisa mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin masif.