Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Populer: Bocah Nyaris Buka Pintu Darurat Citilink; Erick Thohir Bicara KRAS
29 September 2021 6:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Heboh seorang bocah nyaris membuka pintu darurat pesawat maskapai Citilink rute Jakarta-Batam yang tengah terbang. Situasi tersebut membuat sang pilot memutuskan melakukan pendaratan darurat di bandara Palembang.
ADVERTISEMENT
Kabar ini jadi salah satu berita ekonomi bisnis yang ramai dibaca. Adapun berita populer lainnya, yakni pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir soal adanya indikasi korupsi di Krakatau Steel atau KRAS. Berikut rangkumannya:
Penjelasan Citilink soal Bocah Nyaris Buka Pintu Darurat saat Pesawat Mengudara
Maskapai Citilink memberi penjelasan terkait insiden pesawat QG944 rute Jakarta-Batam yang mendarat darurat di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, pada 27 September 2021 pukul 16.05 WIB. Pilot memutuskan mendarat darurat karena ada seorang penumpang anak-anak, diduga hendak membuka pintu darurat saat pesawat sedang di udara.
VP Corporate Secretary & CSR PT Citilink Indonesia, Diah Suryani, menjelaskan kejadian tersebut dipicu oleh penumpang anak-anak yang berada di seat row 11 dalam penerbangan QG944, melepas penutup pelindung tuas pintu darurat (cover handle emergency exit). Saat kejadian, penumpang anak-anak itu berada di luar pengawasan orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Awak kabin Citilink kemudian melakukan tindakan sesuai prosedur dengan segera menginformasikan kejadian tersebut kepada Captain Pilot. Selanjutnya, Captain Pilot memutuskan untuk mengalihkan (divert) penerbangan ke bandara terdekat, untuk dilakukan pengecekan secara teknis kondisi pesawat dan memastikan pesawat dalam kondisi aman.
Erick Thohir Beberkan Indikasi Korupsi di Krakatau Steel
Menteri BUMN Erick Thohir kembali membeberkan adanya indikasi korupsi di perusahaan pelat merah. Kali ini dia menyinggung soal PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS.
Menurutnya, indikasi korupsi di Krakatau Steel berasal dari proyek blast furnace yang sempat mangkrak selama 6 tahun, dari 2012 hingga 2018. Nilai proyek yang mencapai USD 850 juta, membuat beban utang perseroan tembus USD 2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun. Persoalan ini kemudian diselesaikan oleh direksi baru mulai 2018.
ADVERTISEMENT
"Ini hal-hal yang tidak bagus, pasti ada indikasi korupsi dan kita akan kejar siapa pun yang merugikan. Bukannya kita ingin menyalahkan tapi penegakan hukum. Bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," kata Erick dalam Talkshow Bangkit Bareng di YouTube Republika, Selasa (28/9).