Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Populer: Bos Google Dapat Rp 3,3 T; Kekayaan Orang Tajir Rusia Bertambah Pesat
24 April 2023 6:23 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Bos Alphabet, Perusahaan Google , Sundar Pichai, menerima kompensasi USD 226 Juta atau sekitar Rp 3,3 triliun sepanjang 2022. Kabar ini masuk ke dalam salah satu berita yang paling banyak dibaca sepanjang Minggu (23/4).
ADVERTISEMENT
Selain itu, berita populer lainnya adalah total kekayaan orang-orang tajir di Rusia bertambah lebih dari USD 550 miliar sepanjang 2022. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis, Minggu (23/4).
Bos Google Dapat Kompensasi Rp 3,3 T
CEO Alphabet Inc sekaligus Google Sundar Pichai, mendapat bonus USD 226 juta atau setara Rp 3,3 triliun pada tahun lalu. Kompensasi ini termasuk pemberian saham sekitar USD 218 juta.
Dikutip dari Reuters (22/4), berdasarkan laporan perusahaan, nilai ini setara lebih dari 800 kali gaji rata-rata karyawan. Gaji Pichai dalam setahun mencapai USD 2 juta pada 2022.
Laporan tersebut muncul di tengah keputusan Alphabet, perusahaan induk Google, memangkas jumlah pekerjaan secara global. Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California, ini mengumumkan rencana memangkas 12.000 pekerjaan di seluruh dunia pada Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Jumlah pekerja yang kena PHK setara dengan 6 persen dari total tenaga kerja globalnya. Awal bulan ini, ratusan karyawan juga Google melakukan pemogokan di kantor perusahaan di London menyusul perselisihan tentang PHK. Pada Maret lalu, mereka juga melakukan pemogokan di kantor perusahaan di Zurich setelah lebih dari 200 pekerja diberhentikan.
Sebelumnya, Sundar Pinchai pernah buka-bukaan mengenai alasan perusahaan melakukan PHK massal. Kata dia, selama pandemi, Google berekspansi terlalu cepat dan bisnis yang mereka kembangkan berbeda dengan bisnis yang sedang mereka hadapi sekarang.
Kekayaan Orang Tajir Rusia Bertambah Pesat
Orang-orang terkaya di Rusia berhasil menambah total kekayaannya lebih dari USD 505 miliar dari sebelumnya USD 353 miliar sepanjang 2022. Nilai kekayaan tersebut setara Rp 7,56 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp 14.986 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Forbes Rusia, total kekayaan itu berasal dari 110, miliarder, termasuk tambahan 22 orang kaya baru di negeri beruang merah tersebut. Pada tahun lalu, mereka berhasil menambah kekayaan ke dalam kantong masing-masing senilai USD 152 miliar.
"Kekayaan mereka didongkrak dari tingginya harga sumber daya alam selama masa perang Ukraina-Rusia, menjadi pengganti dari hilangnya kekayaan mereka selama masa perang itu," demikian laporan Forbes Rusia.
Daftar jumlah orang kaya dan nilai kekayaan di Rusia sebenarnya bisa lebih besar dari itu andaikan lima miliarder sebelumnya tidak pindah kewarganegaraan. Mereka adalah pendiri DST Global Yuri Milner, pendiri Revolut Nikolay Storonsky, pendiri Freedom Finance Timur Turlov, dan salah satu pendiri JetBrains Sergei Dmitriev dan Valentin Kipyatkov. Apalagi total kekayaan miliarder Rusia pada 2021, sebelum perang dimulai, mencapai USD 606 miliar.
ADVERTISEMENT
"Hasil pemeringkatan tahun lalu juga dipengaruhi oleh prediksi apokaliptik tentang ekonomi Rusia," tulis Forbes.
Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, kubu Barat memberikan sanksi paling berat ke Rusia, termasuk beberapa orang terkaya.
Bahkan, Putin sempat mengatakan Barat berusaha menghancurkan Rusia dan berulang kali menggembar-gemborkan kegagalan sanksi Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia. Bahkan mereka menghentikan barang-barang mewah Barat.
Menariknya, pada tahun lalu ekonomi Rusia sempat merosot 2,1 persen di bawah tekanan sanksi Barat. Namun, Negeri Beruang Merah itu mampu menjual minyak, logam, dan sumber daya alam lainnya ke pasar global, khususnya China, India, dan Timur Tengah.
Dana Moneter Internasional bulan ini menaikkan proyeksi untuk pertumbuhan Rusia pada tahun ini menjadi 0,7 persen dari 0,3 persen, tetapi menurunkan proyeksi untuk tahun depan menjadi 1,3 persen dari 2,1 persen.
ADVERTISEMENT