Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Populer: BTN Batal Akuisisi Muamalat; Bisnis Kartu Kredit saat Ramainya Paylater
9 Juli 2024 5:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN , memastikan batal mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) melalui Unit Usaha Syariah (UUS BTN) atau BTN Syariah. Kabar ini menjadi salah satu berita populer di kumparanBISNIS pada Senin (9/7).
ADVERTISEMENT
Kabar lainnya yang ramai dibaca publik yaitu Industri perbankan kian ramai masuk ke bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater . Berikut rangkuman berita populer kumparanBISNIS.
BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat
Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, mengatakan keputusan tersebut telah dikonsultasikan dengan Kementerian BUMN sebagai pemilik saham BTN, dan sudah disampaikan kepada OJK.
"Secara umum dapat kami sampaikan kami juga sudah konsul ke pemegang saham dalam hal ini Pak Menteri dan Wamen (BUMN) dan kami juga sampaikan ke OJK, cuma kami belum lakukan keterbukaan informasi bahwa kami tidak akan meneruskan akuisisi bank Muamalat," kata Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/7).
ADVERTISEMENT
Namun Nixon mengaku belum bisa membuka berbagai pertimbangan atas keputusan batalnya BTN mengakuisisi Bank Muamalat. Dia mengatakan akan membeberkan alasan tersebut dalam rapat tertutup dengan Komisi VI DPR.
"Dengan berbagai alasan yang bisa kami sampaikan pada saat tertutup, kami tidak akan meneruskan," kata Nixon.
Bisnis Kartu Kredit saat Ramainya Paylater
Pada tahun ini, sejumlah bank besar masuk bisnis paylater. Ada PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang akan meluncurkan metode bayar nanti tersebut.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, dengan semakin ramainya bank memasuki bisnis paylater, akan mengancam pebisnis lama yang bergerak di bidang kartu kredit.
ADVERTISEMENT
"Sangat bisa mengancam bisnis lama terutama yang bergerak di bidang kartu kredit karena akan menggerus pasar kartu kredit mengingat fungsinya yang sama," kata Trioksa kepada kumparan, Senin (8/7)
Trioksa melihat persaingan bisnis paylater ini akan semakin ketat ke depannya, seiring dengan masuknya bank besar ke bisnis ini. Di samping itu, fenomena ini berpotensi akan mendorong industri keuangan untuk melakukan kolaborasi.
"Tentu, bila semakin banyak masyarakat menggunakan paylater. Kolaborasi dapat dilakukan dengan e-commerce sehingga terdapat hubungan mutualisme di antara industri keuangan dan e-commerce," katanya.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda memandang ramainya perbankan memasuki bisnis paylater karena memiliki pasar yang menarik.
Bisnis paylater ke depan akan terdorong dari konsumsi leisure masyarakat yang terus meningkat. Konsumsi leisure ini berkaitan dengan konsumsi gadget, hotel, dan transportasi.
ADVERTISEMENT
"Jika melihat data ke belakang, pertumbuhan konsumsi leisure ini lebih cepat dibandingkan dengan konsumsi non-leisure. Pengeluaran masyarakat untuk leisure akan semakin tinggi, terutama untuk gen Milenial dan Z," ujar Huda.
Sementara sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi pembiayaan pun akhirnya berubah dari konvensional ke berbasis TIK, salah satunya paylater.
"Maka, saya masih melihat pertumbuhannya akan cukup positif ke depan. Terutama untuk paylater yang terhubung dengan layanan digital, saya rasa mereka akan lebih unggul dibandingkan dengan lainnya," kata Huda.
"Jika perbankan mampu terhubung dengan layanan digital seperti e-commerce ataupun OTA (online travel agent), saya rasa bisa lebih unggul. Kemudian faktor keamanan data dan sistem scoring yang lebih bagus akan membuat paylater semakin kuat dan jauh dari masalah," ujarnya.
ADVERTISEMENT