Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Populer: Cek Kesehatan Gratis Prabowo; Anker Tolak Rencana Stasiun Karet Ditutup
4 Januari 2025 7:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, respon pengguna KRL yang menolak wacana penutupan Stasiun Karet juga menjadi berita yang banyak dibaca di kumparanBisnis. Simak rangkumannya.
Cek Kesehatan Gratis ala Prabowo
Program Prabowo yang satu ini merupakan program yang ditujukan untuk alita, remaja, orang dewasa sampai para lanjut usia (lansia) dengan kriteria pemeriksaan yang sudah ditentukan. Nantinya, masyarakat juga dapat dengan mudah mengakses program ini hanya dengan datang ke Puskesmas dan menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Masyarakat yang berulang tahun cukup mendatangi puskesmas terdekat dengan membawa kartu identitas,” ulis keterangan dalam unggahan akun Instagram @gerindra dikutip Jumat (3/1).
Program cek kesehatan gratis untuk balita meliputi:
Program cek kesehatan gratis untuk remaja meliputi:
Program cek kesehatan untuk dewasa (18-39 tahun) meliputi:
ADVERTISEMENT
Program cek kesehatan untuk dewasa (40-59 tahun) meliputi:
Program cek kesehatan untuk lansia (60 tahun ke atas) meliputi:
Anker Tolak Rencana Stasiun Karet
Salah seorang pengguna KRL Aris Dhanu menilai jika nanti Stasiun Karet ditutup maka akan berdampak pada efisiensi. Bagi dirinya Ia harus berjalan jauh untuk berpindah transportasi lainnya seperti Jaklingko dan Transjakarta.
"Penumpang kereta yang ingin berpindah moda ke Mikrotrans Jak 48A/Jak 08/Jak 09, mikrolet 44, Transjakarta 6K/8C jadi harus berjalan lebih jauh," tutur Aris.
Pengguna KRL lainnya, Vanisalona juga selaras dengan Aris. Baginya, lebih baik stasiun ini dimodernisasi alih-alih ditutup. Ia memandang Stasiun Karet ini diakses oleh banyak orang.
ADVERTISEMENT
"Penutupan Stasiun Karet aku sangat tidak setuju karena banyak sekali orang yang mengakses Stasiun Karet. Daripada Stasiun Karet ditutup, lebih baik dibagusin aja, karena penumpang makin hari makin banyak dan pasti nggak cukup hanya di Sudirman saja. Coba aja lihat, teman-teman, Stasiun BNI City sepi, sedangkan Stasiun Sudirman lama pun ramai banget," ungkap Vanisalona.
Sementara itu, Fathin yang merupakan anggota KRL Mania menilai Stasiun Karet sebagai penghubung vital bagi kawasan perkantoran.
"Penutupan Stasiun Karet tentu tidak bijak, karena Stasiun Karet menjadi penghubung beberapa kawasan perkantoran yang penumpang hariannya cukup banyak,” ujar Fathin.
Dalam dugaannya, penutupan Stasiun Karet dilakukan untuk memperlancar kereta bandara. Walau demikian, hal ini hanya akan memindahkan masalah tanpa penyelesaian. Untuk itu Fathin mengusulkan agar wacana penutupan dapat dikaji ulang.
ADVERTISEMENT
“Jika untuk efisiensi kereta bandara, lebih baik Stasiun BNI City tidak lagi untuk pemberhentian KRL. Lalu, jika Stasiun Karet ditutup, para pengguna jasa KRL akan berjalan cukup jauh dari Stasiun BNI City, dan hal tersebut membuat alur penumpang tidak efisien. Lebih baik ditinjau kembali wacana tersebut," lanjut Fathin.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap Stasiun KRL Karet akan ditutup tahun ini. Keputusan itu merupakan usaha melancarkan konektivitas antarstasiun yang saling berdekatan.
Stasiun Karet saat ini memiliki jarak yang berdekatan dengan Stasiun KRL sekaligus Stasiun Kereta Bandara BNI City dan Stasiun Sudirman. Karena itu, Erick menilai keberadaan Stasiun Karet tak lagi efektif untuk naik-turun penumpang.