Populer: CEO Bukalapak Mundur; Gibran Tegur Gojek Karena Ongkir Kemahalan

30 Desember 2021 6:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Bukalapak, M. Rachmat Kaimuddin.  Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
CEO Bukalapak, M. Rachmat Kaimuddin. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya menjadi salah satu berita populer sepanjang Rabu (29/12). Selain itu, ada juga berita soal Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang menegur Gojek lantaran tarif ongkir yang mahal. Berikut kumparan merangkum berita terpopuler sepanjang hari kemarin.
ADVERTISEMENT
CEO Bukalapak Mengundurkan Diri
Pengunduran diri Rachmat terbilang mendadak karena pada Kamis (9/12) dia baru saja menggelar temu media. Adapun pengunduran diri tersebut disampaikan Corporate Secretary PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Perdana A. Saputro.
Menurutnya, surat pengunduran diri Rachmat Kaimuddin diterima Perseroan pada Selasa, 28 Desember 2021.
"Pengunduran diri tersebut akan ditindaklanjuti dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," demikian dinyatakan Perdana dalam surat ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/12).
Dalam keterbukaan tersebut, Perdana tidak menjelaskan alasan mundurnya Rachmat Kaimuddin dari posisi CEO Bukalapak. Namun belakangan, Perdana menjelaskan bahwa Rachmat berencana akan bekerja untuk pemerintah.
"Segenap Dewan Komisaris dan Manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat selama 2 tahun ini. Berdasarkan informasi dari surat pengunduran diri, Rachmat berencana akan melakukan pengabdian negara dengan bekerja untuk pemerintah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gibran Protes Ongkir Gojek
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku menegur Gojek baru-baru ini. Ia meminta Gojek menurunkan ongkos kirim (ongkir) agar UMKM terbantu, terutama yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman.
"Kemarin saya tegur itu Gojek, delivery fee-nya jangan kemahalan. Kalau kemahalan lama-lama mematikan UMKM kita terutama yang F&B (food and beverage). Kemarin saya tekan seperti itu. Kita mau bekerja sama tapi jangan memberatkan kita," kata Gibran dalam Seminar Nasional bertajuk Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan Dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau yang disiarkan secara virtual, Selasa (28/12).
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat menemui rekan media di Balai Kota Solo. Foto: Dok. Istimewa
Gibran juga mengatakan, Pemerintah Kota Solo tak takut ditinggal Gojek. Pihaknya mengaku bisa saja membuat aplikasi serupa. Ia ingin kolaborasi Pemkot Solo dengan Gojek berdampak positif untuk UMKM.
ADVERTISEMENT
"Pemkot Solo ini punya kekuatan untuk membuat aplikasi serupa sendiri. Jadi saya enggak takut ditinggal mereka, tapi tidak menutup kemungkinan kolaborasi dengan mereka," ujarnya.
Menanggapi protes Gibran, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, menyampaikan tanggapannya. Nila mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk memajukan usaha lokal, termasuk para merchant, yang 90 persen merupakan UMKM.
Gojek mengeklaim memiliki Delivery Fee (ongkos kirim/ongkir) yang kompetitif. Tarif tersebut tidak hanya terjangkau bagi konsumen, tetapi juga mampu memberikan peluang peningkatan order bagi mitra driver dan mitra UMKM, terutama untuk pemesanan kuliner dalam jarak dekat.
“Prioritas kami adalah untuk dapat memberikan manfaat terbaik bagi seluruh pihak di seluruh ekosistem Gojek di seluruh daerah kami beroperasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Nila menegaskan Gojek selalu terbuka dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya mendukung kemajuan UMKM di daerah setempat termasuk perkembangan startup lokal. “Kami juga senantiasa taat, berkoordinasi, dan bekerja sama dengan instansi pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.