Populer: Dilema Ngontrak atau KPR; BisKita Trans Depok Gratis 6 Bulan

15 Juli 2024 5:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhub Budi Karya Sumadi meluncurkan layanan BisKita Trans Depok rute Stasiun LRT Harjamukti-Margonda, Minggu (14/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menhub Budi Karya Sumadi meluncurkan layanan BisKita Trans Depok rute Stasiun LRT Harjamukti-Margonda, Minggu (14/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dilema para pekerja muda di Jakarta memilih membeli hunian idaman dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau menyewa jadi berita populer di kumparanBisnis pada Minggu (15/7).
ADVERTISEMENT
Berita lainnya yang ramai dibaca publik yaitu soal Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meluncurkan moda transportasi BisKita Trans Depok. Berikut rangkumannya:

Dilema Ngontrak atau KPR

Lika-liku perjalanan para pekerja muda di Jakarta mencari hunian idaman nan pas dengan kebutuhan rasanya selalu menemui pertimbangan yang kompleks. Mahal dan langka jadi alasan paling menonjol para pekerja memilih tidak membeli rumah di kota metropolitan ini.
Dilla (28), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), memilih untuk menyewa apartemen bersama suaminya di kawasan Jakarta Pusat. Untuk sementara waktu, ia menilai sewa apartemen lebih efisien ketimbang membeli rumah.
“Sekarang ini susah banget ya cari rumah dengan lokasi yang strategis. Pilihan hunian di Jakarta sekarang makin menipis, jadi kita pilih sewa apartemen. Tinggal di apartemen itu untungnya karena berada di tengah kota dan akses ke transportasinya mudah,” ungkapnya kepada kumparan, Minggu (14/7).
ADVERTISEMENT
Namun, ia mengakui masih berencana membeli rumah dengan KPR di Jakarta, sehingga menabung untuk uang muka (down payment) yang tidak murah menjadi salah satu prioritasnya saat ini.
“Perlu pertimbangan lokasi dan jarak ke kantor dan yang saat ini saya lakukan adalah menabung DP yang besar untuk meringankan cicilan KPR di masa depan,” imbuhnya.
Senada, seorang pekerja swasta di Jakarta Selatan, Aris (30), juga menilai kontrak rumah menjadi pilihan terbaiknya untuk saat ini, karena belum menemukan pilihan rumah yang pas di Jakarta. Ia pun mengontrak rumah bersama istrinya di kawasan Cibubur.
“Pertimbangan kontrak itu pilihan pas dengan hitung-hitungan finansial kami sebagai pasangan baru. Kalau langsung ambil rumah kan selain ada utang, harus sudah siapin dana buat beli semua furniture, nanti ada lagi renovasi dapur atau teras, biasanya rumah KPR yang terjangkau itu belum dibangun full,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, membeli rumah di Jakarta terlalu sulit dijangkau oleh pekerja dengan upah yang pas-pasan. Ia pun mengaku belum siap untuk mencicil KPR dengan bunga dan tempo yang sangat panjang, sehingga ia masih akan menyewa rumah setidaknya dalam 2 tahun mendatang.
Ilustrasi Pengajuan KPR. Foto: Shutterstock
Kiki (30), menilai lokasi yang strategis dan harga menjadi pertimbangan terbesarnya mencari hunian. Walaupun bekerja di kawasan Jakarta Selatan, ia akhirnya memutuskan membeli rumah di luar Jakarta, lebih tepatnya Parung Panjang, Bogor, karena harganya lebih ramah di kantong, dengan sistem kredit.
“Karena di Jakarta mahal, yang murah ada tapi apartemen. Kalaupun (rumah) ada di Jakarta, pasti mepet banget ke pinggir dan jauh dari akses transportasi,” katanya.
Selain Kiki, ada juga Isna (29). Pekerja muda ini juga menilai kesulitan utama mencari rumah adalah mempertimbangkan lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat bekerjanya di Jakarta Selatan, namun tetap terjangkau cicilannya. Akhirnya ia memilih lokasi Parung.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Isna mengakui rumah tersebut masih cukup jauh dari tempatnya bekerja. Sembari mencicil KPR, ia saat ini sementara tinggal di rumah mertuanya di kawasan Jakarta Pusat.
“Keuntungannya (KPR) biaya cicilan enggak terlalu berat, lingkungan komplek rumahnya juga sebenernya enak, sih, buat ditinggali. Cuma ya itu jauh dari tempat kerja, makanya sekarang cuma sebulan sekali aja nengok rumah buat dibersihkan,” tuturnya.

BisKita Trans Depok Gratis 6 Bulan

Rute pertama yang dilayani BisKita Trans Depok adalah Stasiun LRT Harjamukti dan Margonda Depok. Budi Karya menuturkan, BisKita merupakan bagian dari program Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bernama Buy The Service (BTS) ini sekaligus menjadi feeder bagi masyarakat Depok yang ingin naik LRT.
"Feeder atau kita namakan BISKITA Trans Depok adalah suatu kegiatan Buy the Service yang dibiayai oleh Kemenhub kepada Kota Depok. Kemarin di Balikpapan telah kita lakukan bulan lalu juga kita lakukan di Bekasi," jelasnya saat pelincuran BisKita Trans Depok di Stasiun Harjamukti, Minggu (14/7).
ADVERTISEMENT
Moda tersebut, kata dia, diharapkan bisa mendorong lebih banyak masyarakat menggunakan angkutan massal perkotaan yang sangat penting sebab kemacetan di wilayah Jabodetabek sudah sangat parah. Terlebih lagi dengan headway atau jarak waktu antara bus satu dengan selanjutnya, diklaim hanya 10 menit.
Selain itu, BisKita ini ditargetkan bisa mengurangi waktu tempuh masyarakat, yang tadinya memakan waktu 2-2,5 jam menuju Stasiun Harjamukti jika menggunakan transportasi pribadi, menjadi hanya 45 menit.
Menhub Budi Karya Sumadi meluncurkan layanan BisKita Trans Depok rute Stasiun LRT Harjamukti-Margonda, Minggu (14/7/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Harapan kita tadinya masyarakat Depok yang butuh 2 jam, bisa 45 menit," kata Budi.
Dengan demikian, Budi juga turut mengajak kota-kota di Jabodetabek selain mendapatkan layanan BTS dari pusat, juga bisa mengalokasikan secara mandiri untuk kebutuhan transportasi massal menggunakan APBD.
Adapun Kemenhub telah mengalokasikan sekitar Rp 500 miliar untuk pengembangan program BTS di seluruh Indonesia. Untuk di Depok sendiri, kebutuhan dananya mencapai Rp 11 miliar.
ADVERTISEMENT
Budi Karya pun meminta agar masyarakat setempat memanfaatkan layanan BisKita Trans Depok, sebab layanan ini masih gratis selama 6 bulan sejak mulai kemarin beroperasi.
"Saya mengimbau kepada masyarakat Depok ayo gunakan BisKita untuk sampai ke Stasiun LRT Harjamukti, dan selama 6 bulan gratis," ungkapnya.