Populer: Diskon Tambah Daya Listrik 50%, Koalisi Ojol Tolak Merger Gojek-Grab

11 Mei 2025 6:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tambah Daya Listrik PLN. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tambah Daya Listrik PLN. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
Kabar mengenai PT PLN PT (Persero) yang memberi diskon sebesar 50 persen khusus untuk tambah daya listrik menjadi salah satu berita populer sepanjang Sabtu (10/5).
ADVERTISEMENT
Kemudian, terdapat juga tolakan Koalisi Ojol Nasional (KON) terhadap rumor merger Grab-GoTo. Berikut ringkasannya:

PLN Beri Diskon 50 Persen

PLN memberikan potongan harga sebesar 50 persen untuk layanan tambah daya listrik, yang berlaku bagi seluruh pelanggan dari golongan tarif terendah 450 VA hingga 5.500 VA.
Informasi tersebut diumumkan melalui akun Instagram resmi @pln_id. Untuk mendapatkan diskon, pelanggan hanya perlu melakukan pembelian token atau membayar tagihan listrik menggunakan aplikasi PLN Mobile. Promo ini berlangsung dari 10 Mei hingga 23 Mei 2025.
"Tambah daya listrik dengan DISKON 50% cuma di aplikasi PLN Mobile. Cukup beli token atau bayar tagihan listrik lewat PLN Mobile, dan kamu berhak dapetin voucher diskon tambah daya," tulis @pln_id.
Lewat program ini, pelanggan bisa menambah daya listrik dengan biaya yang jauh lebih ringan dibandingkan tarif biasanya.
ADVERTISEMENT
Petugas memeriksa meteran listrik prabayar di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Tegal, Jawa Tengah, Selasa (7/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Koalisi Ojol Tolak Rencana Merger Gojek-Grab

Koalisi Ojol Nasional (KON) menyatakan penolakan terhadap rumor merger antara Grab dan GoTo yang belakangan ramai diperbincangkan. Mereka khawatir, penggabungan dua perusahaan raksasa itu bisa berdampak negatif pada penghasilan para driver ojol.
“Bagi para pengemudi ojek online dan mitra penjual, merger ini bisa memberikan dampak yang beragam. Ada kekhawatiran bahwa kebijakan baru perusahaan hasil merger ini akan mempengaruhi pendapatan mereka,” ungkap Andi Kristiyanto, Ketua Presidium KON, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (11/5).
Ia melanjutkan bahwa mitra pengemudi adalah pihak yang lain dirugikan jika merger ini benar-benar terjadi karena mereka diprediksi akan menghadapi sistem yang lebih ketat dalam pemberian order dan penentuan tarif.
Ilustrasi isu merger GoTo dan Grab. Foto: Dok. kumparan
KON turut mendesak Pemerintah untuk membatalkan rencana merger kedua perusahaan tersebut demi mencegah penurunan pendapatan driver ojek online serta menghindari potensi lonjakan angka pengangguran yang bisa timbul akibat penggabungan itu.
ADVERTISEMENT
“Bahwa KON mendesak pemerintah agar hadir sebagai regulator dan sebagai pengawas untuk menyelamatkan penyelenggaraan bisnis transportasi online,” kata Andi.
Spekulasi terkait rencana akuisisi GoTo oleh Grab semakin menguat, dengan laporan dari Reuters yang menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut diperkirakan akan selesai pada kuartal II tahun ini.