Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Populer: Esteh Indonesia Somasi Konsumen; Emak-emak Ogah Pakai Kompor Listrik
26 September 2022 5:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita lainnya yang juga paling banyak dibaca adalah soal keenganan emak-emak menggunakan kompor listrik. Berikut rangkumannya:
Konsumen Kritik Kadar Gula Esteh Indonesia, tapi Malah Kena Somasi
Keluhan konsumen Es Teh Indonesia menjadi ramai diperbincangkan publik di kanal Twitter. Keramaian ini bermula dari pemilik akun twitter @gandhoyy yang mengkritik minuman Esteh Indonesia terasa kemanisan.
Bermula dari ciutan tersebut, akun @Gandoyy melampirkan surat somasi dari Esteh Indonesia . Dalam surat somasi tersebut, terdapat poin teguran bahwa pernyataan rasa manis pada produk Chizu Red Velvet bersifat subjektif yang berhak dimiliki semua pihak, dan pihaknya memberikan opsi lain sesuai kebutuhan dari konsumen.
Pada surat somasi tersebut juga menekankan, produk seperti gula sebesar 3 kg menyebabkan pemberian informasi keliru dan/atau menyesatkan kepada konsumen.
“Bahwa adanya kata-kata ‘hewan’ dan kata yang kurang baik lainnya ditujukan kepada kami selaku pemilik merek dan pencipta produk minuman tersebut. Sehingga kami merasa terhina atau pencemaran nama baik atas pernyataan yang telah saudara berikan yang dapat melukai hati keluarga besar Es Teh Indonesia,” tulis Legal PT Esteh Indonesia Makmur Brian Michel, dikutip Minggu (25/9).
ADVERTISEMENT
Kisruh ini berujung pada permintaan maaf Gandhi. Gandhi mengakui cuitannya telah mencemarkan nama baik PT Esteh Indonesia Makmur.
“Selamat pagi, perkenalkan saya Gandhi sebagai pemilik akun twitter @Gandhoyy yang pada beberapa hari lalu saya membuat twit yang tidak mengenakkan kepada perusahaan minuman PT Esteh Indonesia Makmur yang di mana saya mencela produk yang saya konsumsi yang menyebabkan kerugian pada perusahaan minuman terkait,” tulisnya pada Minggu (25/9).
Sejumlah netizen buka suara dan berargumen bahwa perusahaan yang dimiliki Nagita Slavina tersebut sudah berlebihan dalam melayangkan surat somasi.
Emak-Emak Ogah Pakai Kompor Listrik
Program yang tengah dicanangkan PLN menuai penolakan dari kalangan ibu rumah tangga. Indah Siswanto yang merupakan warga Kota Tegal, menolak untuk migrasi ke kompor listrik.
ADVERTISEMENT
“Di sini belum ada (kompor listrik). Kalau kompor listrik 1.000 watt, ya mending pakai gas, lebih hemat, kalau ibu-ibu pikirnya ekonomis,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, salah satu warga Kalimantan bernama Selina Barokah juga memilih untuk tetap menggunakan gas LPG. Ia mengeluh kompor listrik sangat memberatkan masyarakat dari segi biaya dan tegangan listrik.
“Masih banyak rumah yang daya listriknya 450 Va dan 900 Va khususnya masyarakat Kalimantan Selatan. Kalau di kampung aku, kayaknya gak ada yang pakai (kompor listrik),” kata Selina.
Keresahan emak-emak mengenai program kompor listrik yang dibahas Mulan Jameela yang merupakan anggota Komisi VII DPR ramai di media sosial. Mulan menilai program kompor listrik ini menimbulkan masalah baru.
Mulan melihat pembahasan kompor gas yang digantikan dengan kompor induksi adalah ranah ibu-ibu. Ia mencermati urusan program ini terlalu buru-buru dan mendesak.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, harga kompor induksi mencapai Rp 1,5 juta. Namun harga tersebut belum termasuk panci dan wajan.