Populer: Fakta-fakta Indosat PHK Karyawan; Kenapa Suku Bunga Bank Susah Turun?

25 September 2022 5:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo iM3 Indosat. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo iM3 Indosat. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Fakta-fakta dibalik Indosat Ooredo Hutchison (IOH) melakukan PHK sejumlah karyawan menjadi kabar yang paling banyak dibaca sepanjang Sabtu (24/9).
ADVERTISEMENT
Selain itu juga ada kabar soal penjelasan OJK tentang mengapa suku bunga bank sulit turun. Berikut adalah berita populer di kumparanBISNIS.
Fakta-Fakta Indosat PHK Karyawan
IOH melakukan inisiatif rightsizing perusahaan dengan melakukan PHK sejumlah karyawan. Director & Chief of Human Resources Officer IOH Irsyad Sahroni mengatakan inisiatif rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis perusahaan.
"Inisiatif rightsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif, yang diharapkan dapat menjadi langkah strategis yang membawa Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia," kata Irsyad dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/9).
Logo Indosat HiFi. Foto: Farren Sahertian/kumparan
Perusahaan telekomunikasi tersebut menyebutkan bahwa dari karyawan yang di-PHK tersebut, 95 persen menyetujui keputusan rightsizing dengan menerima kompensasi 37-75 kali gaji.
ADVERTISEMENT
Paket kompensasi yang ditawarkan kepada pegawai adalah rata-rata 37 kali upah. Bahkan yang tertinggi mencapai 75 kali upah, lebih tinggi di atas persyaratan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Sebelumnya pada Februari 2022 Indosat Ooredo juga melakukan PHK terhadap 677 karyawan. Namun, respons karyawan saat itu kaget dengan pengumuman pelepas kerja, sebab 677 karyawan tersebut di-PHK secara sepihak, tak ada pemberitahuan sebelumnya kepada karyawan.
Kenapa Suku Bunga Bank Susah Turun?
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menjelaskan industri perbankan tentu harus beradaptasi dan melakukan penyesuaian dengan perubahan kebijakan kenaikan suku bunga BI, di mana beberapa hari yang lalu suku bunga BI naik menjadi 4,75 persen.
"Lalu kan pertanyaannya, kenapa kalau bunga acuan naik bank cepat sekali menyesuaikan, tapi kalau turun lama ikutnya? Salah satunya karena perbankan kita belum cukup efisien dalam operasional. Masih high cost," ujar Dian Ediana Rai dalam FGD OJK dengan media di Bandung, Sabtu (24/9).
Ketua Komite Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Terkait kondisi eksternal dan tak terduga yang tak bisa dikendalikan, pejabat yang lama berkarier di Bank Indonesia itu juga menjelaskan, perbankan harus menyiapkan langkah-langkah antisipasinya. Yang dia maksud seperti serangan militer Rusia ke Ukraina, serta sampai kapan akan berlangsung, tidak ada yang tahu. Demikian juga dengan pandemi COVID-19 sejak Maret 2020, sebelumnya tak pernah terduga. Hal-hal tersebut menurutnya harus diperhitungkan sebagai faktor risiko industri perbankan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, relasi bank dengan nasabah adalah simbiosis mutualistis atau saling menguntungkan. Sehingga tidak seharusnya bank menaikkan suku bunga setinggi-tingginya, karena akan membuat nasabah kesulitan mencicil kredit. Pun sebaliknya, nasabah tidak bisa menuntut bunga serendah-rendahnya yang bikin bank collapse.