Populer: Gaduh Skema Pensiun PNS; Adaro Cetak Laba Rp 19,9 Triliun

31 Agustus 2022 5:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi PNS. Foto: onyengradar/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PNS. Foto: onyengradar/shutterstock
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diminta tak buat gaduh soal skema pensiun PNS. Kabar itu menjadi artikel yang paling banyak dibaca sepanjang Selasa (30/8).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga ada kabar soal Adaro yang mencetak laba hingga Rp 19,9 triliun. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis.

Sri Mulyani Diminta Tak Buat Gaduh soal Skema Pensiunan PNS

Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad mengingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani agar tidak membuat kegaduhan yang tidak perlu dalam merumuskan skema pensiunan PNS.
Kamrussamad menyebut, mengubah skema pembiayaan APBN untuk pensiun PNS boleh dan sah. Tapi, semua itu harus berangkat dari niat baik meningkatkan kesejahteraan PNS di masa pensiun, bukan berangkat dari narasi beban.
"Sebab kalau tidak tepat narasinya, akan muncul anggapan dari publik dan khususnya PNS, bahwa pemerintah tidak menghargai pengabdian PNS," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (30/8).
Dia melanjutkan, merujuk pada ketentuan Pasal 6 ayat (1) PP 25/1981 sebagaimana telah diubah dengan PP 20/2013 tentang Asuransi Sosial PNS, PNS diwajibkan membayar iuran sebesar 8 persen dari penghasilan per bulan selama menjadi PNS.
ADVERTISEMENT
Dari skema inilah dibagi lagi menjadi dana pensiun dan Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikenal dengan skema pay as you go. Menurut Kamrussamad, kalau skema tersebut mau diubah menjadi fully funded, harus dipikirkan dengan matang aspek penganggaran dan sosialnya, serta sosialisasi kepada masyarakat agar tidak muncul kegaduhan.
PLTS milik Adaro Power. Foto: Adaro

Adaro Cetak Laba Rp 19,9 Triliun

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatat laba bersih ADRO mencapai USD 1,34 miliar atau Rp 19,9 triliun (kurs Rp 14.893 per dolar AS) di semester I 2022, melesat 611 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Capaian ini merupakan rekor tertinggi sejak perusahaan tercatat di bursa saham 14 tahun lalu.
Sementara laba inti ADRO tercatat sebesar USD 1,45 miliar atau Rp 21,5 triliun, setara dengan kenaikan 338 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (yoy).
ADVERTISEMENT
Kenaikan laba tersebut didorong harga komoditas yang sangat tinggi dalam sejarah, dampak dari peristiwa geopolitis dan efisiensi operasional yang dilakukan secara berkesinambungan.
Perusahaan mencapai kinerja yang baik dengan profitabilitas yang ditopang oleh harga batu bara yang melebihi ekspektasi, sehingga EBITDA operasional naik 269 persen menjadi USD 2.339 juta dari USD 635 juta.
Perusahaan meningkatkan marjin EBITDA operasional sebesar 2545 bps menjadi 66,1 persen dari 40,6 persen, karena harga jual rata-rata (ASP) naik 117 persen dan volume penjualan naik 7 persen.