Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Populer: Garuda Pakai Avtur dari Sawit; Evaluasi Investasi Rusia di Kilang Tuban
11 Oktober 2023 5:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menerbangkan pesawat Boeing 737-800NG miliknya menggunakan bahan bakar avtur dari minyak sawit. Kabar ini menjadi berita populer di kumparanBISNIS sepanjang hari Selasa (10/10).
ADVERTISEMENT
Selain itu, berita mengenai Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, buka suara soal hengkangnya perusahaan asal Rusia, Rosneft, dari proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Berikut rangkumannya.
Garuda Pakai Avtur dari Sawit
Rute pesawat Garuda yang memakai avtur dari sawit tersebut pada Rabu (4/10) itu, dari Bandara Soekarno-Hatta ke kawasan udara Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menjelaskan uji coba bioavtur J2.4 tersebut menggunakan pesawat B737-800NG PK -GFX dengan mesin pesawat CFM56-7B. Sebelum penerbangan, bioavtur J2.4 tersebut juga telah melalui serangkaian prosedur Engine Ground Run Test dengan menggunakan armada yang sama di Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia.
“Kesuksesan uji coba ini menjadi optimisme tersendiri bagi langkah kita bersama untuk merealisasikan mimpi besar mewujudkan green energy pada ekosistem aviasi Indonesia untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission, yang ditargetkan pada 2060 mendatang,” kata Irfan melalui pernyataan resmi, Selasa (10/10).
ADVERTISEMENT
Setelah melewati seluruh rangkaian pengujian, dia menambahkan, Garuda Indonesia berkomitmen menerapkan sustainable aviation fuel (SAF) dalam penerbangan-penerbangan komersial.
"Dengan hasil tersebut, selanjutnya Garuda Indonesia siap untuk menjajaki penggunaan SAF tersebut pada lini penerbangan komersial," ujarnya.
Evaluasi Investasi Rusia di Kilang Tuban
Bahlil menjelaskan, pihaknya sudah berdiskusi dan melakukan evaluasi mengenai masalah evaluasi investasi Rusia di Kilang Tuban. Dia bilang Pertamina harus melakukan penataan ulang.
"Kalau memang memungkinkan untuk dilanjutkan, kalau tidak harus ada solusi," kata Bahlil di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/10).
Sayangnya bahlil tidak bisa memastikan apakah ada pengganti mitra untuk membangun kilang di Tuban. "Nanti kita lihat," imbuhnya.
Sebelumnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah meminta Pertamina mencari investor baru di salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) itu karena tidak ada kepastian dari Rosneft.
ADVERTISEMENT
"Investornya diminta dicarikan dan diberikan tenggat waktu karena dari Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan dicarikan partner lain," terangnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/10).