Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabar lainnya yang ramai dibaca publik yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengangkat lima Anggota Dewan Komisaris perseroan masa jabatan 2024-2028. Berikut rangkuman berita populer kumparanBISNIS.
IKN Disebut Mirip Canberra
Sebelumnya megaproyek di Kalimantan Timur ini sempat disebut akan menyamai Ibu Kota Amerika Serikat, Washington DC.
Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, pembangunan IKN sama dengan gagasan pembangunan Canberra.
"Canberra, Ibu Kota Australia. Gagasan Canberra pada dasarnya sama dengan gagasan Nusantara," kata Bambang dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Badan Bank Tanah dengan PT J Trust Indonesia Tbk dan PT J Trust Consulting Indonesia di Jakarta Pusat, Rabu (26/6).
Canberra berangkat dari lahan yang kosong. Adapun menurut dia, alasan pemerintah Australia saat itu memilih Canberra untuk menjadi Ibu Kota lantaran tidak mampu menunjuk antara Sydney dan Melbourne. Sebab, keduanya memiliki peran penting bagi negara kangguru tersebut.
ADVERTISEMENT
Bambang menyoroti tata kota Canberra yang sama seperti IKN, terdiri dari pusat kota yang umumnya diisi oleh gedung-gedung pemerintahan. Sementara, pemukiman penduduk berada di pinggiran kota.
"Dan kalau kebetulan ke Canberra, atau pernah ke Canberra pasti tahu desain Canberra itu seperti Nusantara, ada kawasan inti pemerintahan, kawasan pusat kota kelihatannya sebagian besar terdiri dari kantor-kantor pemerintahan, nanti gedung parlemen. Dan sebagian besar pemukiman berada di wilayah pinggiran kota Canberra," terang Bambang.
Meski serupa, Bambang bilang, IKN nantinya akan dibangun lebih baik dari Canberra. Sebab Canberra dibangun tidak ramah untuk transportasi publik. Menurut dia, hal itu tidak baik untuk perkembangan kota saat ini.
5 Komisaris Baru BEI
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bursa Efek Indonesia (BEI ) mengangkat lima Anggota Dewan Komisaris perseroan masa jabatan 2024-2028.
ADVERTISEMENT
Pada RUPST tersebut, Nurhaida terpilih menjadi Komisaris Utama BEI dan Yozua Makes, Mohamad Oki Ramadhana, Karman Pamurahardjo, dan Lany Djuwita yang menjadi Komisaris.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama BEI untuk periode 2024 sampai 2028, Nurhaida menjadi Komisaris Independen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada Juni 2023.
Nurhaida juga pernah menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK/Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal pada tahun 2012-2017. Selama lima tahun, dia diberi tugas untuk memimpin pelaksanaan pengawasan kegiatan pasar modal Indonesia.
Pada tahun 2017 hingga 2022, Nurhaida diberikan kepercayaan untuk menjabat sebagai Anggota Dewan Komisioner OJK/Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK.
Sementara itu, Yozua Makes yang menjabat sebagai Komisaris baru perseroan merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang masih mengajar sejak 2009. Yozua juga sebagai anggota Dewan Pengawas serta Ketua Komite Etik dari Indonesia Investment Authority (INA).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Mohamad Oki Ramadhana. Sebelum menjadi Komisaris BEI periode 2024-2028, Oki pernah menjabat sebagai HSBC Sekuritas Indonesia sebagai Direktur Utama dan Head of Investment Banking tahun 2018-2021. Kemudian pindah ke PT Mandiri Sekuritas untuk menjadi Direktur Utama pada Juli 2021.
Selanjutnya, Karman Pamurahardjo. Karman merupakan petahana Komisaris BEI sejak 2020. Dia juga menjabat Presiden Direktur PT Profindo Sekuritas Indonesia pada 2014 sampai saat ini. Karman juga pernah menjabat sebagai Managing Director di PT Trimegah Securities Tbk pada tahun 2008-2013.
Terakhir, Lany Djuwita yang merupakan Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sejak 2018 sampai sekarang. Lany juga pernah menjabat sebagai Direktur masing-masing perusahaan di PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) tahun 2016-2018, dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dari tahun 2018.
ADVERTISEMENT