Populer: Jokowi Kaget soal Golden Visa; Sinyal Harga BBM Nonsubsidi Naik

26 Juli 2024 5:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi di acara grand launching golden visa di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di acara grand launching golden visa di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi mengaku kaget sudah ada sekitar 300 pendaftar untuk program Golden Visa, menjadi berita populer di kumparanBisnis sepanjang, Kamis (25/7).
ADVERTISEMENT
Selain itu, berita mengenai Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi, juga ramai dibaca publik. Berikut rangkumannya:

Jokowi Kaget, Sudah Banyak WNA yang Ingin Dapat Golden Visa

Jokowi menyebut, para pendaftar Golden Visa harus diseleksi secara ketat sebelum diberikan visa program khusus tersebut.
“Tadi saya tanyakan kepada imigrasi yang daftar sudah 300, saya kaget juga banyak sekali,” kata Jokowi kepada wartawan usai meresmikan Golden Visa di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/7).
“Tadi saya tegaskan jangan sampai justru orang-orang yang tidak bermanfaat bagi negara kita masuk, enggak, harus diseleksi seketat mungkin,” sambungnya.
Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan bahwa ada beberapa kriteria untuk mendapat Golden Visa. Ia menyebut, dengan adanya Golden Visa ini dapat menarik para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Ini kan untuk mempermudah pelayanan kita kepada investor dan juga kepada global talent yang diberikan kesempatan untuk datang ke Indonesia dengan fasilitas Golden Visa perorangan yakni USD 350.000 dan untuk korporasi USD 25 juta," jelasnya.

Luhut Beri Sinyal Harga BBM Nonsubsidi Bakal Naik

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Kemenko Marves
Menurut Luhut, harga BBM nonsubsidi akan dinaikkan secara bertahap, sehingga kenaikan ini tidak akan membebani masyarakat.
Selain itu, menurut dia, kenaikan harga nantinya dilakukan dengan sederet perbaikan kualitas BBM. Saat ini, pemerintah masih terus menghitung mengenai harga BBM.
"Nah pikiran kita walaupun nanti dengan perbaikan, ini integrated ini, nanti bisa saja kenaikannya nanti Rp 10 atau Rp 20 overtime, jadi tidak terasa,” kata Luhut di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (25/7).
“Yang sekarang kita hitung-hitung, ngapain mensubsidi untuk bensin saya gitu. Itu kan rugi kita banyak. Mestinya kita hemat Rp 45 triliun atau lebih. Jadi kita lagi mikir hitung sekarang bagaimana,” jelas Luhut.
ADVERTISEMENT